
Petaka Bumi Hampiri RI, Air Menghilang dan Tanah Retak-Retak
Sejumlah petani memanen padi lebih awal di Kecamatan Pakuhaji khawatir akan mengalami gagal panen karena kekurangan air selama kemarau.

Petani memanen padi lebih awal di Desa Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, (4/8/2023). Petani padi di kawasan tersebut mengaku khawatir akan mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air untuk tanaman mereka selama musim kemarau. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dampak musim kemarau berkepaniutan mulai berdampak di sejumlah daerah salah satunya di Kebupaten Tangerang, lahan pertanian terancam mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sudah ada belasan hektare lahan pertanian yang terancam gagal panen akibat kekeringan di Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Kita semua pasrah saja bila memang hujan tidak turun dalam beberapa hari kedepan mas, tanaman padi terancam gagal panen," ungkap petani setempat. Ia mengatakan, biasanya pasokan air untuk tanaman padi berasal dari saluran irigasi, namun belakangan sudah berkurang debitnya. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Puluhan hektare tanaman padi petani lainnya mengalami kekeringan pada musim tanam 2023, sehingga harus mendapatkan air dari sungai terdekat. Tanah sawah retak-retak. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Hal senada juga dikemukakan petani lainnya dari Desa Kiara Payung, Desa Rawaboni dan Desa Kohot, Tangerang, Banten. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Selain di Pakuhaji para petani di Kecamatan Sepatan juga terancam tidak dapat panen akibat kemarau panjang karena pasokan air hingga ke petak sawah tidak ada. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Upaya yang dilakukan pera petani dengan menggunakan mesin penyedot untuk dapat mengalirkan air dari sungai terdekat. Namun sekarang ini debit air sungai setempat juga mengalami penurunan maka petani terpaksa hanya pasrah dan berharap hujan secepatnya turun. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)