
Potret Baru Inggris, Ramai Gelandangan Tidur di Trotoar Jalan
Kenaikan biaya hidup di Inggris menyebabkan banyak gelandangan yang tidur di jalanan depan pusat perbelanjaan Oxford Street.

Sejumlah gelandangan tertidur di luar toko yang tutup di Oxford Street, London, Inggris, Rabu (2/8/2023) waktu setempat. Jalanan yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Benua Eropa itu kali ini mulai dipenuhi gelandangan dan tunawisma yang tidur di emperan toko-toko saat malam hari. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Sebanyak 62 orang yang tidur di depan pusat perbelanjaan yang tutup saat malam hari. Kebanyakan adalah laki-laki, namun juga ditemukan perempuan, pasangan, dan anak-anak. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Para tunawisma dan gelandangan itu mayoritas berasal dari Rumania. Beberapa dari mereka tidak memiliki pekerjaan kecuali meminta-minta sementara lainnya berstatus ilegal. "Ini bukan kehidupan yang mudah di jalanan," ujar salah seorang tunawisma bernama Fernando, awal pekan ini, dikutip Kamis (3/8/2023). (JUSTIN TALLIS / AFP)

Sebenarnya di akhir Juni lalu, Otoritas London Raya (GLA) mengatakan angka tidur di jalanan melonjak 21% dibanding tahun lalu, dengan jumlahnya saat ini mencapai 10.053 jiwa. Media Inggris The Guardian melaporkan lonjakan itu kemungkinan merupakan cerminan dari kenaikan biaya hidup dan pengurangan ketentuan darurat Covid-19. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Isu ini pun telah menjadi perhatian Negeri Big Ben. Pemerintah Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak telah berjanji kepada parlemen untuk bisa menyelesaikan masalah ini segera. Selain PM, komentar juga muncul dari figur monarki Inggris, Pangeran William. Ia mengatakan ingin tunawisma menjadi "langka, singkat dan tidak berulang". (JUSTIN TALLIS / AFP)