Internasional

Perang Rusia Ukraina Makin Gila, Pelabuhan Pangan Dibom Putin

sef, CNBC Indonesia
Kamis, 03/08/2023 06:12 WIB
Foto: Ilustrasi perang Rusia-Ukraina (AP/Pavlo Petrov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina masih terus terjadi. Terbaru, Rabu (3/8/2023), Rusia dilaporkan membombardir pelabuhan utama Ukraina di Sungai Danube, yang berbatasan dengan negara NATO, Rumania.

Pelabuhan itu adalah rute alternatif utama Ukraina untuk ekspor biji-bijian, sejak blokade Rusia menghentikan lalu lintas di Laut Hitam Ukraina. Rusia keluar dari Black Sea Grain Initiative (Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam) yang diinisiasi PBB dan Turki, yang memungkinkan ekspor Ukraina aman di Laut Hitam sejak Juli dan menjadikan sejumlah pelabuhan di sana sararan perang.


Serangan drone dilaporkan menghancurkan Pelabuhan Izmail. Ukraina merilis video yang menunjukan bagaimana kobaran api menjulang tinggi di sebuah gedung yang tertutup dengan jendela pecah.

Beberapa bangunan besar lainnya hancur dan dua gudang yang rusak. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini.

Tapi berdampak pada setopnya kapal-kapal pengangkut biji-bijian Ukraina yang akan mengekspor pangan itu ke sejumlah negara.

Data pelacakan kapal komersial melihat lusinan kapal internasional tiba-tiba berhenti dan berlabuh di mulut Danube, di mana banyak dari mereka harusnya sudah tiba di Izmail.

"Serangan Rusia merusak hampir 40.000 ton biji-bijian," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov dikutip Reuters.

"Biji-bijian itu, seharusnya dikirim ke negara-negara di Afrika serta China dan Israel," tambahnya.

Hal ini dikecam keras Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Menurutnya Rusia berperang untuk membuat bencana global dan menggila guna membuat krisis pangan dunia.

"Moskow sedang berperang untuk membuat bencana global," tegasnya dikutip laman yang sama.

"Dalam kegilaan mereka (Rusia), mereka membutuhkan pasar pangan dunia untuk dibuat runtuh, mereka membutuhkan krisis harga, mereka membutuhkan gangguan pasokan," tambahnya.

Kepala otoritas pelabuhan Yuriy Lytvyn mengatakan operasi ditangguhkan. Mengutip laman Facebook pekerjaan perbaikan telah dimulai.

Rusia melalui medianya RIA menegaskan infrastruktur pelabuhan dan biji-bijian yang diserang adalah perumahan tentara bayaran asing dan perangkat keras militer. Media ini pun melaporkan tempat perbaikan kapal angkatan laut-lah yang menjadi sasaran.

Moskow menggambarkan serangan itu pembalasan atas serangan Ukraina di jembatan melintasi Selat Kerch ke Krimea. Mengutip TASS, Kementerian pertahanan Rusia memberlakukan pembatasan pergerakan kapal dan pesawat di selat itu pada hari Rabu.

Harga Melejit

Akibat serangan ini, harga gandum Chicago naik hampir 5% karena kekhawatiran pasokan. Harga melejit setelah sebelumnya mendapat sentimen positif di mana Moskow mungkin terbuka untuk menghidupkan kembali Black Sea Grain Initiatives.

Perlu diketahui, Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum terbesar di dunia. Rusia telah menyerang infrastruktur pertanian dan pelabuhannya selama lebih dari dua minggu setelah menolak untuk memperpanjang perjanjian Laut Hitam.

PBB dan Erdogan

Sementara itu, PBB telah memperingatkan potensi krisis pangan di negara-negara termiskin di dunia. Ini karena keputusan Rusia untuk mengabaikan kesepakatan Laut Hitam dan menjadikan pelabuhan pangan salarna perang.

Kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Ia mengulangi syarat Rusia untuk bergabung kembali dengan Black Sea Grain Initiatives, yakni kesepakatan paralel menghapus danksi Barat dari ekspor makanan dan pupuk Kremlin.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Zelensky Ngamuk, Mesin Perang Putin Dibombardir