
Rupiah Remuk Dihantam Dolar AS, Sampai Kapan?

Jakarta, CNCB Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan pelemahan rupiah pada hari ini, Rabu (8/2/2023), bersifat sementara. Pasalnya, kondisi internal Indonesia menujukkan perkembangan yang stabil.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengungkapkan pelemahan rupiah pada hari ini anomali. Seperti diketahui, Fitch Ratings, lembaga pemeringkat kredit, menurunkan peringkat kredit pemerintah AS menyusul kekhawatiran atas keadaan keuangan negara dan beban utangnya.
Fitch menurunkan peringkat utang AS dari peringkat teratas AAA menjadi AA+. Fitch mengatakan telah mencatat "kemerosotan yang stabil" dalam pemerintahan selama 20 tahun terakhir, termasuk dalam hal fiskal dan utang AS.
"Kenapa anomali? Sebetulnya beberapa tahun lalu S&P juga pernah menurunkan rating US dan pada saat itu dampak terhadap USD mengalami pelemahan. Namun penurunan rating dari Fitch, plus ditambah kondisi pasar tenaga kerja US yang agak melonggar, USD pagi ini malah menguat terhadap seluruh mata uang Asia," jelas Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/8/2023).
"Hal ini yang kami terus cermati. Mudah-mudahan sentimennya lebih bersifat temporer," tegas Edi.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menilai downgrade rating AS membuktikan bahwa volatilitas global akan bertahan dalam jangka menengah.
"Risiko perlambatan global diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat di belakang kinerja ekonomi combo AS-Tiongkok yang 'offbeat'. Pada titik ini, dampaknya terhadap pasar Indonesia adalah volatilitas yang berasal dari arus keluar modal asing," ujarnya.
Namun demikian, Andry percaya bahwa ruang untuk arus keluar modal asing terbatas karena telah dilakukan secara besar-besaran pada tahun lalu.
"Tahun ini, dengan indikator domestik yang stabil, terutama untuk indikator 'game changer seperti tingkat inflasi, Indonesia masih akan menjadi salah satu tujuan aliran modal masuk," lanjutnya.
"Kami perkirakan segera setelah The Fed menyatakan sudah cukup dengan kenaikan suku bunga, modal asing akan masuk ke pasar modal Indonesia," pungkas Andry.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Rupiah dari Negara Besar, BI: Kita Harus Campur Tangan!
