
Potret "Malapetaka" Baru Bumi Makan Korban Jerman sampai RI
Fenomena alam ekstrim akibat perubahan iklim menjadi "malapetaka" baru yang terus mengancam bumi. Sejumlah negara telah merasakan kekeringan ekstrim.

Fenomena alam ekstrim akibat perubahan iklim menjadi "malapetaka" baru yang terus mengancam bumi. Sejumlah negara telah merasakan kekeringan ekstrim. Hal sama juga disebut telah dirasakan Indonesia. Bahkan ini menjadi perhatian media asing. (AP Photo/Juan Karita)

Bencana kekeringan dunia mulai mengganggu industri Jerman. Kekeringan melanda Sungai Rhein, yang menjadi poin vital transportasi logistik. Sungai tersebut mengalami penyusutan dan pendangkalan. Hal ini berdampak pada gangguan pengiriman barang. (REUTERS/Benjamin Westhoff/File Foto)

Sungai sepanjang 1.230 km itu adalah arteri komersial untuk 80% pengiriman barang ke pedalaman Jerman.Komoditas yang dikirim melalui jalur air itu termasuk minyak mentah dan gas alam. Tetapi setelah pendangkalan pada tahun 2018 dan 2022, kedalaman Sungai Rhine kembali mencapai titik terdangkal tahun ini, yang membuat kapal pengangkut tak bisa melintasi jalur air itu. (REUTERS/Benjamin Westhoff/File Photo)

Panama memutuskan untuk membatasi kapal yang melintasi Terusan Panama, yang menjadi urat nadi perdagangan antara Samudera Pasifik dan Atlantik. Otoritas Terusan Panama (ACP) telah menerapkan serangkaian pembatasan untuk jalur air, membatasi jumlah kapal kargo yang dapat diangkut. ACP mengatakan sedang menerapkan langkah untuk menghindari pembatasan draf tambahan karena kondisi kering yang berkepanjangan. (REUTERS/Aris Martinez/File Photo)

Cuaca ekstrem yang saat ini melanda sebagian besar Eropa selatan juga mencapai Afrika Utara. Salah satu negara yang terdampak parah adalah Tunisia. Bahkan sebelum perubahan iklim dan pola cuaca yang berubah meningkatkan suhu di Tunisia, seperti rekan-rekannya di Eropa Selatan, berada dalam masalah. Kurangnya curah hujan selama empat tahun telah memakan korban. (REUTERS/Jihed Abidellaoui)

Kekeringan yang disebabkan suhu udara yang tinggi ikut dirasakan AS. Kekeringan dilaporkan telah mengancam produk pangan di beberapa negara bagian. Wilayah Illinois mencatatkan rekor terkering pada Juni lalu. Para petani pun resah dengan kejadian ini. Belum lagi harga pupuk dan energi juga naik (Landsat satellite imagery courtesy of the U.S. Geological Survey/Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

Di Kansas, peternak hewan pangan juga mengeluhkan situasi kekeringan yang mengancam. Pasalnya, dengan suhu yang memanas dan kekeringan hewan ternak ditakutkan tidak dapat menahan kondisi tersebut dan akhirnya bisa mati. (REUTERS/Liliana Salgado)

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terdampak adanya fenomena cuaca panas. Hal ini disebabkan adanya kejadian El Nino dan juga Indian Ocean Dipole (IOD) yang membuat suhu kemudian meninggi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Nampak kondisi Bendung Katulampa yang terus menyusut. Fenomena terebut juga disertai ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai musim kemarau kering beberapa waktu lalu. Sekitar 92% wilayah RI disebut akan melalui musim kemarau yang "lebih keras dari biasanya". Fenomena ini pun berpengaruh terhadap industri pertanian tanah air. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Channel News Asia (CNA) melaporkan prediksi miris di mana sekitar 48,5 juta orang di seluruh Indonesia akan mengalami akses air bersih yang berkurang. Enam provinsi disebut akan mengalami keadaan darurat yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta di Pulau Jawa bersama dengan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)