
Biar Rp300 Triliun Gak Cuma Janji, RI Kudu Belajar dari Afsel

Jakarta, CNBC Indonesia - Analis Kebijakan Energi International Institute of Sustainable Development (IISD) Anissa Suharsono mengatakan Indonesia harus belajar dari keadaan Afrika Selatan yang juga mendapatkan pendanaan transisi energi dari negara-negara maju.
Anissa mengatakan bahwa Indonesia harus belajar dari Afrika Selatan dalam implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP). Rencana Just Energy Transition Investment Plan (JET IP) yang dijanjikan untuk Afrika Selatan itu nyatanya tidak mencakup semua pembiayaan transisi energi di sana.
Lebih detail, Anissa mengatakan Indonesia harus mempertimbangkan sisi kurangnya tahap kelayakan karena adanya hambatan ekonomi, sosial, dan kelembagaan yang dinilai bisa menghambat implementasi transisi energi di Indonesia.
"Kurangnya pemahaman tentang hambatan ekonomi, sosial, dan kelembagaan dapat menghambat implementasi. Transparansi dan konsultasi pada tahap desain sangat penting untuk menghindari titik buta," jelasnya dalam diskusi peluncuran Policy Brief JETP, secara virtual, Senin (31/7/2023).
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa Indonesia harus mempertimbangkan lanskap politik dan koordinasi.
"Koordinasi yang tidak memadai di antara para pemangku kepentingan pemerintah dapat melemahkan dukungan untuk proposal. Pengalaman Afrika Selatan menunjukkan pentingnya memfaktorkan lanskap politik sejak awal," tambahnya.
Kemudian yang terakhir, Anissa mengungkapkan bahwa Indonesia harus mempertimbangkan tantangan implementasi.
"Pemantauan dan evaluasi akan sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah. Menetapkan struktur untuk pemantauan dan evaluasi akan semakin penting," tandasnya.
Seperti diketahui, nyatanya, tidak hanya Indonesia yang dijanjikan akan diberikan bantuan pendanaan dari kumpulan negara maju tersebut. Afrika Selatan juga mendapatkan janji pendanaan transisi energi tersebut. Negara itu dijanjikan komitmen pendanaan sebesar US$ 8,5 miliar atau setara Rp 128,18 triliun (asumsi kurs Rp 15.088 per US$).
Adapun, rencana JET Investment Plan (JET IP) yang dijanjikan untuk Afrika Selatan itu nyatanya tidak mencakup semua pembiayaan transisi energi di sana.
Sementara itu, rencana investasi yang dicanangkan oleh Afrika Selatan mencapai US$ 98 miliar atau setara Rp 1,4 kuadriliun.
Dengan sedikitnya dana yang diperoleh melalui program JET IP, maka Afrika Selatan dalam beberapa tahun terakhir memprioritaskan beberapa program prioritas.
Di Indonesia sendiri, pemerintah hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah fokus melakukan transisi energi menjadi energi yang lebih bersih. salah satunya dengan pemensiunan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Tidak seperti membalikkan telapak tangan, untuk menjalankan pemensiunan dini PLTU batu bara, diperlukan biaya dalam jumlah yang besar. Dengan begitu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022) lalu, tercetus komitmen pendanaan itu tertuang dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) oleh berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan Jepang.
Pendanaan tersebut senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) yang telah disepakati melalui forum G20.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gak Cuma RI, Afrika Selatan Terima Janji Manis AS Cs Rp 128 T
