
Harga Minyak Terbang ke Tertinggi 3 Bulan, Besok BBM Naik?

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga minyak mentah terbang sepanjang bulan ini. Lonjakan harga minyak mentah ini diperkirakan akan berdampak kepada harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual PT Pertamina.
Dengan lonjakan harga minyak, tidak menutup kemungkinan jika PT Pertamina mengerek harga BBM untuk non-subsidi jenis tertentu.
Merujuk Refinitiv pukul 15:10 WIB, harga minyak mentah jenis brent terbang ke US$ 84,71/barel. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 14 April 2023 atau dalam tiga bulan terakhir.
Sementara itu, minyak jenis WTI hari ini tercatat US$ 80,4/barel. Harga tersebut adalah yang tertinggi 18 April 2023.
Rata-rata harga minyak Brent berada di angka US$ 79,16 per barel pada Juli, lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang tercatat US$ 75, 22 /barel.
Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 74,66 per barel pada Juli, lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang tercatat US$ 70,54 /barel.
Harga minyak melonjak karena proyeksi semakin ketatnya pasokan minyak secara global setelah aksi Arab Saudi.
Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) untuk satu bulan lagi termasuk bulan September.
Pemerintah sendiri menaikkan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Merujuk Refinitif, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (Juli-Juni 2023) adalah sebesar US$ 77,19 /barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada 2 bulan sebelumnya (Juni-Mei 2023) sebesar US$ 75,53 per barrel.
Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Juli-Juni 2023) adalah sebesar US$ 72,61/barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada 2 bulan sebelumnya (Juni-Mei 2023) sebesar US$ 71,20 per barrel.
Selain harga minyak yang melonjak naik, kenaikan harga BBM non-subsidi Pertamina bisa disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah.
Rata-rata nilai tukar rupiah pada Juli 2023 tercatat Rp 15.032/US$1, lebih lemah dibandingkan pada Juni yakni Rp 14.936/US$1.
Dengan rupiah yang melemah maka harga pembelian minyak mentah makin mahal sehingga harga BBM pun semakin mahal.
Sebagai catatan, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jensi non subsidi per 1 Juli 2023 ini. Terdapat Setidaknya terdapat tiga jenis BBM yang mengalami kenaikan harga diantaranya yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Sebagai contoh harga BBM non subsidi Pertamina di DKI Jakarta. Untuk BBM jenis Pertamax Turbo naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 13.600 per liter.
Adapun juga untuk harga BBM jenis solar non subsidi seperti Dexlite mengalami kenaikan Rp 13.150 per liter dari yang sebelumnya Rp 12.650 per liter. Sementara itu, untuk jenis BBM Pertamina Dex naik Rp 13.550 per liter dari sebelumnya Rp 13.250 per liter.
Sementara itu, Pertamina tidak mengubah harga BBM RON 92 atau Pertamax, di mana harga BBMPertamaxdi wilayah Jakarta misalnya tetap Rp 12.400 per liter.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Nyata Harga BBM Bisa Turun Sebelum Lebaran