
Raja Salman Turun Gunung, Arab Damaikan Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi sedang mempersiapkan diri agar dapat menjadi tuan rumah pertemuan puncak untuk membahas rencana perdamaian Rusia-Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, Minggu waktu setempat.
Yermak mengungkapkan pejabat dari beberapa negara akan ambil bagian dalam KTT Arab Saudi tetapi tidak mengatakan kapan atau di kota mana pertemuan itu akan diadakan. Namun Wall Street Journal menyebut pembicaraan itu akan berlangsung pada 5 dan 6 Agustus, di kota Jeddah, dengan dihadiri sekitar 30 negara.
"Pertemuan akan dilakukan terkait Formula Perdamaian Ukraina, yang berisi 10 poin mendasar, implementasi yang tidak hanya akan memastikan perdamaian untuk Ukraina, tetapi juga menciptakan mekanisme untuk melawan konflik di dunia di masa depan," ujarnya dikutip Al Jazeera, Senin (31/7/2023).
Sebelumnya, Kyiv telah menggambarkan formula perdamaian 10 poin yang berisi pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia, pembebasan semua tahanan, pengadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas agresi, serta jaminan keamanan untuk Ukraina.
"Kami sangat yakin bahwa rencana perdamaian Ukraina harus dijadikan dasar, karena perang sedang terjadi di tanah kami," kata Yermak.
Ia menambahkan bahwa pertemuan di Arab Saudi merupakan lanjutan dari pertemuan para pejabat senior di ibu kota Denmark, Kopenhagen, pada akhir Juni. Negara-negara yang hadir pada pertemuan awal antara lain Brazil, India, Turki dan Afrika Selatan.
"Untuk KTT Jeddah, 30 undangan termasuk Chile, Mesir, Uni Eropa, Indonesia, Meksiko, Polandia, Inggris, Amerika Serikat dan Zambia," menurut laporan Journal.
Pertemuan ini sendiri terjadi pasca kunjungan Zelensky ke KTT Liga Arab di Jeddah pada Mei untuk menekan negara Timur Tengah agar mendukung Kyiv. Diketahui, negara-negara Arab sebagian besar tetap netral sejak Rusia melancarkan perang skala penuh di Ukraina pada Februari 2022, sebagian karena hubungan militer dan ekonomi mereka dengan Moskow.
Arab Saudi, kerjaan yang dipimpin Raja Salman, juga mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia sebagai bagian dari grup OPEC+. Tetapi menjadi tuan rumah pembicaraan semacam itu membantu meningkatkan profil Putra Mahkota Saudi Mohammed bin SalmanĀ (MBS), yang telah berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan Iran dan mendorong perdamaian dalam perang Yaman.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Apa Raja Salman? Geger Arab Saudi Izinkan Patung
