Hujan-Banjir Saat El Nino Hantam Banyak Negara, Ini kata BMKG

teti purwanti, CNBC Indonesia
Sabtu, 29/07/2023 18:15 WIB
Foto: Banjir di stasiun kereta api di Cina. (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca panas ekstrem tengah melanda berbagai belahan bumi, hingga muncul kekeringan di mana-mana. Di saat bersamaan, sejumlah negara juga mengalami curah hujan deras hingga banjir bandang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri telah memperingatkan Indonesia akan mengalami puncak El Nino pada bulan Agustus-September 2023 nanti. Saat ini, El Nino bergerak dari lemah menuju moderat. Fenomena El Nino di Indonesia diprediksi akan berlangsung sampai Februari 2024.

Mengutip situs resmi BMKG, El Nino adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Dalam penjelasan BMKG terkait ENSO (El Nino-Southern Oscillation) tersebut, iklim di Samudera Pasifik dapat bervariasi dalam tiga fase. Salah satunya, fase El Nino.


Dijelaskan, pada fase ini, angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik.

"Air hangat yang bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Hal ini berarti Indonesia mengalami peningkatan risiko kekeringan," tulis BMKG.

Hanya saja, beberapa waktu terakhir, hujan lebat terjadi di Indonesia, di sela-sela hari dengan suhu panas tinggi. Di beberapa negara, bahkan terjadi hujan sangat intens hingga memicu banjir.

Foto: Ladang menderita kekeringan di Tuusula, Finlandia selatan, pada 15 Juni 2023. (Jussi Nukari/Lehtikuva via AP)
Ladang menderita kekeringan di Tuusula, Finlandia selatan, pada 15 Juni 2023. (Jussi Nukari/Lehtikuva via AP)

Apa pemicunya?

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, hal itu disebabkan kondisi atmosfer yang memanas.

"Karena atmosfer memanas dan lebih bisa menyimpan uap air. Lalu terjadi hujan lebih intens," kata Ardhasena kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/7/2023).

Sementara itu, Organisasi meteorologi PBB, WMO (World Meteorological Organization) menngungkapkan, hujan lebat dan banjir menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa di beberapa bagian dunia. Seperti, di Korea Selatan, 40 orang dilaporkan meninggal akibat hujan deras dan banjir bandang pada 14 Juli lalu.

Di China, 15 orang dilaporkan meninggal akibat banjir di Barat Laut China. Hujan lebat dan banjir juga menghantam India, Jepang, hingga Timur Laut AS.

"Saat planet menghangat, diperkirakan akan terjadi curah hujan yang lebih intens, lebih sering, dan lebih parah, yang juga menyebabkan banjir yang lebih parah," kata Direktur hidrologi, air, dan kriosfer WMO Stefan Uhlenbrook, dalam keterangan yang dirilis di situs resmi WMO, 25 Juli 2023.

Hanya saja, kata Ardhasena, kondisi itu tidak akan terjadi di Indonesia.

"Lebih ke global (peringatan WMO terkait ancaman hujan deras lebih intens). Di Indonesia cenderung lebih kering secara umum," kata Ardhasena.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Karhutla Terpantau Satelit, BMKG Siaga Cuaca Ekstrem