Internasional

Xi Jinping Minta China Siap Perang, PD3 di Depan Mata?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 26/07/2023 13:08 WIB
Foto: Presiden China Xi Jinping mengambil sumpah setelah terpilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga selama sesi pleno ketiga Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Balai Besar Rakyat di Beijing pada 10 Maret 2023. (AFP via Getty Images/NOEL CELIS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping dilaporkan pernah memberi perintah bagi militer negaranya untuk persiapan perang melawan Barat. Hal ini disampaikannya pada tahun 2020 lalu.

Dalam laporan Kyodo News, Senin, Xi mengatakan negaranya telah "bangkit" dan kekuatan Barat "menurun". Di tengah perimbangan kekuatan yang bergeser ini, Xi memperkirakan bahwa konflik lokal dapat pecah dan meluas, meskipun ia diduga mengesampingkan kemungkinan perang dunia ketiga.


Tidak jelas dari mana Xi melihat konflik seperti itu berasal. Kyodo News menyatakan bahwa pihaknya memandang Taiwan sebagai kemungkinan titik api.

Dokumen-dokumen tersebut dilaporkan disusun setelah pertemuan tahun 2020 dan dikeluarkan untuk komandan dan pejabat partai China musim panas lalu. Pada saat itu, Rusia sedang berperang melawan apa yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai "seluruh mesin militer Barat" di Ukraina.

Pada saat pernyataan Xi, perang Rusia di Ukraina belum terjadi. Meski presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Donald Trump mengobarkan perang dagang melawan Beijing, hubungan antara kedua negara tersebut belum mencapai titik nadir seperti yang mereka alami di bawah pemerintahan Biden, dengan beberapa kunjungan parlemen Washington menemui pejabat Taiwan.

"Perlunya militer China untuk mempersiapkan pecahnya perang dan reaksi berantainya dan memerintahkan para komandan untuk selalu siap berperang untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional China," ujar Xi dalam laporan yang dikutip dari Russia Today, Rabu (26/7/2023).

Komentar Xi dilakukan secara tertutup, tetapi pemimpin China itu sering membuat pernyataan serupa di depan umum. Ia menginstruksikan pasukan untuk "secara komprehensif memperkuat pelatihan militer dalam persiapan perang" selama kunjungan ke pusat komando tahun lalu.

Pada April lalu, Xi juga menegaskan kepada tentara untuk memfokuskan pelatihan mereka pada "pertempuran yang sebenarnya" untuk mempertahankan "kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim China."

Selain Taiwan, China diketahui memiliki ketegangan di Laut China Timur (LCT) dan Laut China Selatan (LCS). Ketegangan antara China dengan AS memuncak setelah Filipina, salah satu negara yang bersengketa dengan Beijing terkait LCS, membuka pintu bagi militer AS untuk menempatkan personil nya di negara itu.

Hal ini ditanggapi keras oleh Beijing. Dalam sebuah surat yang disampaikan Kedutaan Besar China di Filipina, China menyebut langkah itu akan menyeret Manila dalam perselisihan geopolitik. Menurut Negeri Tirai Bambu, manuver ini adalah bagian dari rencana untuk menahan pengaruh regionalnya yang berkembang.

"Washington bertujuan untuk mengamankan hegemoni dan kepentingan politiknya yang egois dengan terus meningkatkan kehadiran militernya di Filipina dengan mendapatkan akses ke lebih banyak pangkalan untuk penempatan militer," kata Kedutaan Besar China dikutip Radio Free Asia Maret lalu.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Jinping Dan Putin Desak Israel dan Iran Akhiri Konflik