Internasional

Israel Chaos, Para Musuh di Timur Tengah Manfaatkan Situasi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 July 2023 10:00
Polisi anti huru hara berusaha membersihkan demonstran dengan kanon air selama protes terhadap rencana pemerintah Netanyahu untuk merombak sistem peradilan, di Tel Aviv, Senin, 24 Juli 2023. Anggota parlemen Israel pada hari Senin menyetujui bagian penting dari rencana perpecahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membentuk kembali sistem peradilan negara meskipun protes besar-besaran telah mengungkap celah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masyarakat Israel. (AP Photo/Ariel Schalit)
Foto: Polisi anti huru hara berusaha membersihkan demonstran dengan kanon air selama protes terhadap rencana pemerintah Netanyahu untuk merombak sistem peradilan, di Tel Aviv, Senin, 24 Juli 2023. (AP/Ariel Schalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis yang melanda Israel kini menjadi titik fokus bagi musuh-musuhnya di seluruh Timur Tengah. Menurut sebuah sumber, mereka bahkan telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk memanfaatkan situasi tersebut.

Pihak musuh, termasuk Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, mulai mencari peluang saat melihat situasi Israel yang ricuh oleh langkah pemerintah untuk merombak peradilan, terutama ancaman oleh tentara cadangan untuk berhenti mengikuti dinas militer.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada Senin (24/7/2023), mengatakan Israel tengah berada di jalan kehancuran dan fragmentasi.

"Jantung rezim Zionis berada dalam krisis yang lebih dalam daripada krisis di jantung perdana menterinya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merujuk pada alat pacu jantung Netanyahu yang baru saja dipasang, seperti dikutip Reuters.

Terlepas dari propaganda yang disiarkan oleh kelompok-kelompok musuh Israel, faksi-faksi ini juga memberikan perhatian khusus pada krisis tersebut dalam pertemuan tertutup. Mereka disebut menganggap ini sebagai titik balik potensial bagi Israel.

Seorang diplomat Iran mengatakan subjek yang dibahas pada pertemuan tiga jam pekan lalu yang melibatkan seorang komandan senior dari Pasukan Quds Iran, cabang Pengawal Revolusi yang menyalurkan dukungan militer kepada sekutu Teheran, dua pejabat keamanan Iran dan pejabat dari kelompok Islam Palestina Hamas.

Setelah menyimpulkan bahwa krisis telah melemahkan Israel, mereka sepakat bahwa mereka harus menahan diri dari campur tangan langsung apa pun. Mereka juga percaya bahwa hal ini dapat memberikan kesempatan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengalihkan kesalahan kepada musuh asing.

Sumber Hamas menolak mengomentari hal tersebut, mengatakan ada diskusi yang sedang berlangsung antara Hamas, Iran dan Pasukan Quds atas seluruh situasi dan untuk membahas cara-cara untuk meningkatkan pekerjaan perlawanan.

Sumber yang dekat dengan Hamas dan Jihad Islam juga mengatakan kedua kelompok itu memantau dengan cermat protes di Israel, menikmati gambarnya, dan berharap ketegangan semakin memburuk.

Namun mereka juga mewaspadai risiko Netanyahu berusaha mengalihkan perhatian dari krisis domestik melalui konflik melawan musuh Israel yang dapat mempersatukan rakyatnya.

"Mereka mengikutinya dengan serius untuk menilai bagaimana ini dapat mempengaruhi mereka dan apakah Israel dapat mengekspor krisis internalnya," kata analis politik Gaza Adnan Abu Amer.

Situasi di Israel saat ini tengah memanas setelah pemerintah sayap kanan Israel yang ultra-religius kini berhasil meloloskan bagian penting dari perombakan yudisial koalisi, tujuh bulan setelah memperkenalkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut.

RUU yang bertujuan mengekang kekuasaan Mahkamah Agung di negara itu menerima suara akhir 64-0 di parlemen Israel atau Knesset pada Senin. Jika disahkan sebagaimana adanya, RUU itu akan mengekang kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan yang dibuat oleh pemerintah, menteri, dan pejabat terpilih dengan memutuskannya secara tidak masuk akal.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel di Titik Kritis, Dikecam Dunia-Terancam Perang Saudara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular