
Menteri Industri Australia Buka-Bukaan, Siap Dukung Mimpi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian dan Sains Australia, Ed Husic, mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dalam membantu Indonesia mewujudkan ambisinya sebagai pusat pembuatan komponen kendaraan listrik (EV) dunia. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (25/7/2023).
Husic mengatakan pihaknya saat ini mengunjungi Indonesia sebagai tindak lanjut dari lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Sydney beberapa pekan lalu. Ia memaparkan kunjungannya ini untuk mendiskusikan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat diambil oleh kedua negara.
"Ini dimulai di lantai dialog para pemimpin di Sydney beberapa minggu yang lalu, di mana para pemimpin berkomitmen untuk bekerja sama di beberapa bidang utama, terutama menghormati dan mengakui serta ingin mendukung ambisi Indonesia untuk meningkatkan manufaktur produksi kendaraan listrik, dan juga produsen baterai," papar menteri beragama Islam itu.
Ia melanjutkan bahwa dalam kunjungannya ke Jakarta, pihaknya sudah menemui Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk berkomunikasi terkait potensi kedua negara. Ia menerangkan bahwa Indonesia dan Australia memegang bahan baku penting dalam pembuatan mobil listrik yakni Lithium dan Nikel.
"Kuncinya sekarang adalah memberi nilai tambah, tidak hanya mengirimkan sumber daya, bagaimana kita mengubahnya menjadi sesuatu yang menghasilkan lebih banyak dan jelas dalam hal ini, baterai," jelasnya.
Selain nilai tambah, Husic memaparkan bahwa ada juga satu hal yang menjadi pokok persoalan yakni bagaimana membuat baterai mobil listrik menjadi lebih tahan lama serta terkait cara-cara melibatkan energi terbarukan seperti panel surya dan tenaga angin dalam menghasilkan daya listrik.
"Stabilisasi jaringan standar energi ini sangat penting. Karena jelas, matahari dan angin tidak seperti batu bara yang menemukan sesi sepanjang waktu," tegasnya.
Lebih lanjut, untuk menyelesaikan persoalan ini dan membantu Indonesia, pihaknya juga akan menggandeng akademisi serta peneliti dari Australia untuk mengembangkan kemampuan untuk membuat baterai mobil listrik. Ia bahkan berjanji akan kembali ke Indonesia dengan para ilmuwan itu.
"Kami memiliki sejumlah orang dalam komunitas sains dan penelitian mereka yang memikirkan seluruh masalah tersebut dan mereka adalah bagian dari strategi baterai nasional yang kami buat di Australia," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI-Australia Kerja Sama, Garap Ekosistem Kendaraan Listrik