
Pabrik-pabrik Ini PHK Lebih 56.000, Badai PHK RI Berlanjut?

Jakarta, CNBC Indonesia - Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat, sebanyak 56.976 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Data itu merupakan akumulasi PHK bertahap yang dilakukan perusahaan sejak tahun 2020 sampai awal tahun 2023.
Perusahaan-perusahaan itu berlokasi di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
"Data ini masih bergerak, cenderung bertambah," kata Presiden KSPN Ristadi kepada CNBC Indonesia, Senin (24/7/2023).
"Jumlah itu PHK bertahap, tidak sekaligus dalam satu perusahaan. Jadi, satu perusahaan melakukan PHK bertahapnya mulai akhir tahun 2020, dan sampai sekarang masih berjalan," ujar Ristadi.
Perusahaan-perusahaan tersebut, katanya, sudah mengalami tekanan sejak tahun 2020.
"Mereka mengalami penurunan order, bahkan tidak ada order. Sekitar 60% diantaranya adalah orientasi ekspor, sedangkan 40%-nya lokal," katanya.
Berikut data PHK karyawan dan anggota KSPN, tahun 2020-awal 2023:
1. Jawa Tengah
Kota Semarang:
- 13 perusahaan
- total PHK: 9.207 pekerja
- sektor: tekstil (2), garmen (5), printing (1), mebel (2), ekspedisi (1), retail (1), kulit (1)
Kabupaten Pekalongan:
- 2 perusahaan
- total PHK: 2.263 pekerja
- sektor: tekstil (2)
Kabupaten Sukoharjo:
- 1 perusahaan
- total PHK: 8.125 pekerja
- sektor: tekstil
Kabupaten Magelang:
- 1 perusahaan
- total PHK: 315 pekerja
- sektor: tekstil
Kabupaten Demak:
- 1 perusahaan
- total PHK: 589 pekerja
- sektor: mebel
Kabupaten Karanganyar:
- 4 perusahaan
- total PHK: 821 pekerja
- sektor: tekstil (4).
2. Jawa Barat
- 6 perusahaan
- total PHK: 9.933 pekerja
- sektor: tekstil (6)
3. Banten
- 8 perusahaan
- total PHK: 25.923 pekerja
- sektor: garmen (4), sepatu (3), sparepart (1)
"Ini yang lapor ke kami saja. Yang di laur Jawa ada PHK tapi kecil. Puluhan saja di sektor tambang dan perkebunan, jadi tidak diinput," kata Ristadi.
Padahal, dia mengakui, investasi di sektor TPT memang sedang bertumbuh.
Seperti yang dicatat BKPM, di mana investasi di industri tekstil masih menempati peringkat ke-17 dari 23 sektor, dengan 86 proyek senilai Rp1,702 triliun, berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan untuk modal asing (PMA), investasi industri tekstil di peringkat ke-18 dari 23 sektor, dengan 647 proyek senilai US$130 juta.
"TPT (industri tekstil dan produk tekstil) di Jawa Barat bagian timur dan selatan benar sedang tumbuh, tapi TPT di Banten, DKI, Jawa Barat perbatasan DKI seperti Karawang, Bekasi, pada tutup. Jawa Barat bagian tengah (Bandung Raya), TPT-nya juga banyak yang rasionalisasi, ada yang tutup," jelas Ristadi.
"Jadi, hanya ada 1 yang diketahui (PHK) karena relokasi yaitu PT Nikomas yang di Kabupaten Serang," pungkasnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seram, Industri Tekstil RI Ternyata Masih 'Berdarah-darah'
