Internasional

Selamatkan Diri, India Bikin Krisis Pangan Mendekat!

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 21/07/2023 14:10 WIB
Foto: AP/Anupam Nath

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan India untuk menyetop ekspor beras mengguncang pasar dunia. Krisis pasokan pangan kian mendekati kenyataan seiring dengan harga yang bakal melambung.

Kebijakan yang diberlakukan untuk beras putih non-basmati dan mulai berjalan pada Kamis (20/7/2023) tersebut ditujukan untuk mengendalikan harga pangan yang tinggi sehingga inflasi dapat ditekan.

Dilansir CNBC Indonesia, Jumat (21/7/2023), Kementerian Urusan Konsumen mengatakan larangan tersebut akan membantu memastikan "ketersediaan yang memadai" untuk beras putih non-basmati di India, serta "menahan kenaikan harga di pasar domestik."


India adalah pengekspor beras terbesar di dunia, mencakup lebih dari 40% perdagangan beras global, serta produsen terbesar kedua setelah China. Alhasil, penutupan keran ekspor tersebut bakal berdampak signifikan terhadap pasar komoditas global.

Analis mengatakan kepada CNBC bahwa larangan minggu ini dapat membuat harga yang sudah tinggi melonjak lebih tinggi lagi, menambah efek dari larangan ekspor beras pecah yang diberlakukan sejak September.

"[Pasokan] beras global akan mengetat secara drastis... karena negara ini adalah produsen makanan pokok kedua terbesar di dunia," kata Eve Barre, ekonom ASEAN di perusahaan asuransi kredit perdagangan Coface.

Barre mengatakan Bangladesh dan Nepal akan paling terpukul oleh larangan tersebut, karena kedua negara tersebut adalah tujuan ekspor utama.

Berdasarkan prediksi firma analisis pertanian Gro Intelligence dalam laporan terbaru yang dipublikasikan sebelumnya, larangan itu juga dapat memperburuk kerawanan pangan bagi negara-negara yang sangat bergantung pada beras.

"Tujuan teratas untuk beras India termasuk Bangladesh, China, Benin, dan Nepal. Negara-negara Afrika lainnya juga mengimpor beras India dalam jumlah besar," tulis analis Gro Intelligence.

Menurut Kementerian Urusan Konsumen, beras putih non-basmati menyumbang sekitar 25% ekspor beras India.

Sementara itu, ekonom senior Bank DBS Radhika Rao menilai importir yang terkena dampak dapat beralih ke pemasok alternatif di wilayah tersebut, seperti Thailand dan Vietnam.

Harga Meroket?

Terkait harga, kekhawatiran telah terjadi di pasar. Hal ini berpotensi memunculkan para spekulan yang membuat harga kian tak stabil.

"Selain pengurangan pasokan beras global, reaksi panik dan spekulasi di pasar beras global akan memperburuk kenaikan harga," kata Barre dari Coface.

Harga sudah melayang di level tertinggi dalam satu dekade, sebagian karena pasokan yang lebih ketat akibat tingginya harga biji-bijian dari Ukraina yang terganggu akibat perang.

Harga gandum melonjak minggu ini setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Adapun, perjanjian tersebut berusaha untuk mencegah krisis pangan global dengan mengizinkan Ukraina untuk terus mengekspor.

"Inflasi beras telah meningkat dari rata-rata 6% year-on-year tahun lalu menjadi hampir 12% pada Juni 2023," kata Rao DBS.

Faktor Cuaca

Dilansir CNN International, hujan deras di bagian utara India selama beberapa minggu terakhir telah merusak tanaman yang baru ditanam di negara bagian termasuk Punjab dan Haryana, dan banyak petani harus menanam kembali.

Sawah di negara bagian utara telah terendam selama lebih dari seminggu, menghancurkan bibit yang baru ditanam, dan memaksa petani menunggu air surut agar mereka dapat menanam kembali.

Di negara-negara penghasil padi utama lainnya, petani telah menyiapkan pembibitan padi, tetapi tidak dapat memindahkan bibit karena curah hujan yang tidak memadai.

Area penanaman padi diharapkan meningkat setelah New Delhi menaikkan harga pembelian beras, tetapi petani sejauh ini telah menanam padi di area yang 6% lebih kecil dari 2022.

Minggu ini, harga beras yang diekspor dari Vietnam, pengekspor terbesar ketiga dunia setelah India dan Thailand, melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade karena meningkatnya kekhawatiran pasokan akibat El Nino.

Beras pecah 5% Vietnam ditawarkan dengan harga US$ 515 hingga US$ 525 per metrik ton, tertinggi sejak 2011.

Varietas parboiled pecah 5% India melambung mendekati harga tertinggi lima tahun senilai US$ 421 hingga US$ 428 per metrik ton.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bapanas Jamin Bansos Beras 10Kg Tepat Sasaran & Berkualitas