
China Serang AS! Pertahanan Bobol, Ini Korbannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok peretas yang berbasis di China kembali meluncurkan serangan siber terhadap Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan tiga orang sumber kepada CNN International, Kamis (20/7/2023).
Menurut sumber-sumber tersebut, peretas itu membobol akun email Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns sebagai bagian dari kampanye pengumpulan intelijen. Mereka juga mengakses akun email Daniel Kritenbrink, asisten menteri luar negeri untuk Asia Timur, yang baru-baru ini bepergian dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Beijing.
"Berita tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal, menambah kejatuhan bagi AS atas dugaan peretasan China yang pertama kali terungkap minggu lalu. Peretas juga menyusup ke email Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo," tulis keterangan itu.
Pejabat AS konsisten melabeli China sebagai rival AS yang paling maju di dunia maya, domain yang telah berulang kali menjadi sumber ketegangan bilateral dalam beberapa tahun terakhir. FBI mengatakan Beijing memiliki program peretasan yang lebih besar daripada gabungan semua pemerintah lainnya.
Mei lalu, Microsoft mengungkap grup peretas China, dengan nama sandi Volt Typhoon, telah beroperasi sejak pertengahan 2021. Organisasi tersebut tampaknya bekerja untuk mengganggu infrastruktur komunikasi penting antara AS dan Asia.
Infrastruktur di hampir setiap sektor penting AS telah terpengaruh, termasuk industri komunikasi, transportasi, dan maritim. Organisasi pemerintah juga menjadi sasaran.
"Serangan itu tampaknya sedang berlangsung. Microsoft mendesak pelanggan yang terkena dampak untuk 'menutup atau mengubah kredensial untuk semua akun yang disusupi'," tulis keterangan perusahaan teknologi itu.
Meski mendapatkan serangan siber, pemerintahan Biden percaya bahwa operasi peretasan China memberi Beijing wawasan tentang sikap AS sebelum perjalanan berisiko tinggi Blinken ke China pada bulan Juni.
"Blinken mengangkat masalah insiden peretasan dalam pertemuan dengan diplomat top China Wang Yi pekan lalu," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
Pekan lalu, sebelum email Kritenbrink dan Burns diretas, Blinken ditanya tentang peretasan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta. Saat itu, ia tidak menjabarkan bagaimana tanggapan Washington terkait peretasan-peretasan ini
"Saya tidak bisa membahas detail tanggapan kami. Di luar itu, dan yang paling kritis, insiden ini masih dalam penyelidikan," kata Blinken.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh China Serang Balik AS, Sebut Washington Kerajaan Hacker