Cek Fakta Cicilan Utang & Dana Pendidikan RI

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
20 July 2023 11:44
Suasana Bundaran HI Setelah Bambu Getah Getih Dibongkar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Bundaran HI Setelah Bambu Getah Getih Dibongkar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations mengklaim bahwa negara gagal adalah negara yang mengucurkan pembayaran bunga utang, lebih banyak daripada pembiayaan anggaran kesehatan dan pendidikan penduduknya.

"Sekitar 3,3 miliar orang - hampir separuh umat manusia - tinggal di negara-negara yang membelanjakan lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan atau kesehatan," ungkap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam paparan laporan berjudul "A World of Debt".

"3,3 miliar orang ini lebih dari sebuah risiko sistemik. Ini adalah kegagalan sistemik," lanjutnya.

Menurut PBB, 3,3 miliar penduduk dunia ini tinggal di negara miskin dan negara termiskin di dunia. Mereka dipaksa untuk memilih antara membayar hutang mereka, atau melayani rakyat mereka.

Negara-negara tersebut hampir tidak memiliki ruang fiskal untuk investasi penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) atau transisi ke energi terbarukan.

Apakah Indonesia tergolong sebagai negara gagal sistemik yang dimaksud dengan PBB?

Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menegaskan bahwa Indonesia bukan termasuk negara gagal yang diungkapkan oleh PBB.

Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income trap versi Bank Dunia.

Selain itu, dia menekankan total anggaran pendidikan dan kesehatan dalam APBN 2022 adalah sebesar Rp 649 triliun atau 168% dari total belanja bunga Rp 386 triliun.

"Penilaian ini tidak berdasar! Indonesia bukan negara gagal " kata Prastowo dikutip dari akun Twitter miliknya, @prastow.

Jika dilihat di dalam APBN 2022, anggaran pendidikan telah terealisasi mencapai Rp 472,6 triliun dan anggaran kesehatan sebesar Rp 255,39 triliun.

Tim Riset CNBC Indonesia menelusuri cicilan dan bunga utang Indonesia. Ternyata, pemerintah menghabiskan rata-rata sekitar Rp 500 triliun tiap tahunnya untuk membayar cicilan pokok utang. Bila digabung dengan pembayaran bunga utang maka angkanya berkisar Rp 750-900 triliun.

Cicilan Utang Rp 1.000 T

Sebelumnya, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan bahwa dalam setahun pemerintah membayar utang mencapai Rp 1.000 triliun.

Hal tersebut disampaikan JK saat berpidato dalam hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta kemarin Sabtu (20/5/2023).

Menurutnya, utang adalah persoalan ekonomi di Indonesia yang sudah mengakar. Dia pun membenarkan utang luar negeri Indonesia yang cukup besar, seperti yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hadir pada kesempatan yang sama.

"Pak AHY tadi mengatakan utang besar, betul. Setahun bayar utang lebih Rp 1.000 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," jelas JK, dikutip Senin (20/7/2023).

JK berharap persoalan utang yang sudah membengkak saat ini, bisa terus diselesaikan sehingga tidak berdampak pada masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia.

Pernyataan JK ini pun dijawab oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah menjabat sebagai bendahara negara sejak periode pertama Jokowi. Menurutnya, utang memiliki jangka waktu jatuh temponya dan semuanya sudah diatur di dalam APBN.

Hal tersebut, kata Sri Mulyani, merupakan bagian dari strategi pembiayaan oleh pemerintah. Hingga saat ini, utang dikelola dengan baik, mulai dari penerbitan hingga yang harus dibayarkan.

"Paling penting prinsipnya yang jatuh tempo bisa dibayar yang kemudian beban utangnya tetap manageble, itu yang masuk dalam sustainabilitas," ungkapnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PBB Beberkan Ciri Negara Gagal, Apa Termasuk RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular