Internasional

Orang di China Malas Belanja Tapi Rajin Nabung, Pertanda Apa?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 July 2023 18:30
Terungkap, Rahasia Orang China Sukses Bisnis & Kuasai Dunia
Foto: Infografis/ Terungkap, Rahasia Orang China Sukses Bisnis & Kuasai Dunia/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya daya beli masyarakat di China membuat ekonomi Negeri Tirai Bambu belum juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Rumah tangga di China mulai menunjukkan tanda-tanda balance sheet recession, yakni keinginan untuk melakukan menabung atau membayar utang, tetapi enggan untuk meminjam dan berbelanja.

Hal ini membuat Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China berjanji untuk meluncurkan kebijakan dukungan konsumsi tanpa penundaan.

Perencana ekonomi top China berjanji pada hari Selasa (18/7/2023) bahwa mereka akan meluncurkan kebijakan untuk "memulihkan dan memperluas" konsumsi tanpa penundaan karena daya beli konsumen tetap lemah, menunjukkan urgensi untuk menghidupkan kembali permintaan domestik.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh dengan kecepatan yang lemah pada kuartal kedua. Produk domestik bruto tumbuh 6,3% pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya, jauh di bawah perkiraan pertumbuhan 7,3%.

Pada konferensi pers bulanan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) pada hari Selasa, Jin Xiandong, seorang pejabat NDRC, mengatakan pemulihan ekonomi yang terus-menerus menghadapi kesulitan dan tantangan dari "permintaan yang tidak mencukupi, momentum yang lemah, dan kepercayaan yang lemah".

Ekspektasi daya beli dan konsumsi konsumen relatif lemah sementara infrastruktur dan lingkungan konsumsi perlu ditingkatkan, lanjut Jin. Jin mengatakan NDRC akan "segera merumuskan dan meluncurkan kebijakan untuk memulihkan dan memperluas konsumsi".

Orang-orang berdoa dan membakar dupa untuk pemberkatan di Kuil Mausoleum Taihao untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023 di Zhoukou, Provinsi Henan, Tiongkok. (Yang Zhenghua/VCG via Getty Images)Foto: Orang-orang berdoa dan membakar dupa untuk pemberkatan di Kuil Mausoleum Taihao untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023 di Zhoukou, Provinsi Henan, Tiongkok. (VCG via Getty Images/VCG)
Orang-orang berdoa dan membakar dupa untuk pemberkatan di Kuil Mausoleum Taihao untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023 di Zhoukou, Provinsi Henan, Tiongkok. (Yang Zhenghua/VCG via Getty Images)

"Berfokus pada menstabilkan konsumsi komoditas massal, meningkatkan konsumsi mobil dan elektronik serta mengoptimalkan lingkungan konsumsi, kami akan memperkenalkan serangkaian kebijakan praktis dan efektif dan meningkatkan penerapannya sesegera mungkin," tambahnya.

Penjualan ritel sebagai ukuran konsumsi, tumbuh 3,1% di bulan Juni, melambat tajam dari kenaikan 12,7% di bulan Mei. Jin juga mengatakan NDRC akan bertujuan untuk menstabilkan pekerjaan, khususnya membantu pekerjaan kaum muda.

Tingkat pengangguran kaum muda naik menjadi 21,3% di bulan Juni dari 20,8% di bulan Mei, rekor tertinggi baru, karena para lulusan baru berebut penawaran yang terbatas selama musim berburu pekerjaan.

Pejabat NDRC lainnya, Li Hui, mengatakan perencana negara akan berkomunikasi dengan perusahaan swasta untuk mempelajari tentang operasi dan kesulitan mereka. Li Hui juga aktif berbicara pada konferensi pers bulanan NDRC.

Kepala NDRC Zheng Shanjie telah mengadakan tiga pertemuan dengan perusahaan swasta bulan ini, yang jarang terjadi, dalam upaya untuk meningkatkan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mendukung pemulihan pasca-pandemi. Kepercayaan pada bisnis swasta masih melemah, investasi aset tetap swasta menyusut 0,2% dalam enam bulan pertama, dibandingkan pertumbuhan 8,1% dalam investasi oleh entitas negara. Kementerian perdagangan China pada hari Selasa mengumumkan serangkaian langkah untuk meningkatkan penggunaan barang dan jasa konsumen.

Sebagaimana diketahui, ekonomi China kini mulai melemah. Hal ini terlihat dari belanja konsumen China yang mulai lesu. Laju inflasi China turun ke level nol (year on year/yoy) pada Juni 2023. Ini menjadi alarm peringatan berlanjutnya perlemahan permintaan dan menambah kekhawatiran bahwa ancaman deflasi di depan mata.

Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) tidak berubah pada Juni 2023 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ekspor China pun turun sebesar 12,4% dalam dolar pada Juni 2023 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, impor China dilaporkan turunsebesar 6,8%.

Kinerja ekspor yang buruk mencerminkan permintaan yang lemah untuk barang-barang China. Kinerja impor Negeri Tirai Bambu pun ikut melemah, mengingat China membawa suku cadang dan bahan dari luar negeri untuk merakit hingga menjadi produk jadi untuk diekspor.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Dituding Perketat Larangan WNA Ke Luar Negeri, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular