Kondisi Ekspor Nikel RI: 'Longsor' di Bulan Juni, Ada Apa?

Cantika Adinda Putri & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
17 July 2023 15:51
Pabrik pengolahan nikel di Sorowako, Provinsi Sulawesi Selatan. (REUTERS/Yusuf Ahmad)
Foto: Pabrik pengolahan nikel di Sorowako, Provinsi Sulawesi Selatan. (REUTERS/Yusuf Ahmad)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor nikel sebesar 41,33% pada Juni 2023 dibandingkan posisi Mei 2023.

Pada Juni 2023, nilai ekspor nikel Indonesia tercatat sebesar US$ 405,78 juta, turun dari US$ 691,65 juta pada bulan sebelumnya. Penurunan ini cukup drastis.

Penurunan ini dimungkinkan akibat pelemahan harga. Dikutip dari Kalkine, harga nikel membukukan kinerja buruk di pasar tahun ini.

Nikel tak pelak menjadi logam dengan kinerja terburuk di London Metal Exchange (LME). Logam ini turun ke level terendah US$19.937 tahun ini, sekitar 27% di bawah titik tertinggi di bulan Maret lalu.

Nikel merupakan salah satu logam terpenting saat ini saat dunia bertransisi dari kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE) ke kendaraan listrik. Logam ini banyak digunakan dalam pembuatan baterai, yang merupakan bagian terpenting dari EV.

Namun, jika mengkaji lebih dalam data BPS, pertumbuhan nikel pada semester I-2023. Pada periode Januari hingga Juni 2023, BPS mencatat penurunan nilai ekspor nikel meningkat hingga 40,29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada semester I-2023, nilai ekspor nikel tembus US$ 3,45 miliar.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), telah mencatat proyek hilirisasi nikel di dalam negeri mampu meningkatkan nilai tambah ekspor tahun 2022 mencapai US$ 33,81 miliar atau Rp504,2 triliun.

Sementara itu, nilai ekspor proyek hilirisasi yang menjadi kebanggaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diklaim melonjak 745% dari nilai ekspor pada tahun 2017, ketika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah berupa bijih nikel. Nilai ekspor nikel pada 2017 yakni hanya sekitar US$ 4 miliar.

"Dulu pendapatan kita hanya US$ 4 miliar di 2017. Tahun lalu, US$ 34 miliar. Dan tahun ini saya pikir bisa naik," ujar Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Jakarta Geopolitical Forum VII, dikutip Senin (17/7/2023).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Sisa Tambang Nikel Disulap Jadi Beton & Rumah Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular