
Ekspor RI Tembus US$ 20,61 Miliar, Nih Komoditas Paling Cuan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2023 mengalami surplus US$ 3,45 miliar, surplus tersebut disebabkan karena realisasi nilai ekspor lebih besar dibandingkan impor.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menrinci pada Juni 2023, nilai ekspor sebesar US$ 20,61 miliar atau turun 5,68% dibandingkan ekspor pada Mei 2023 (month to month/mtm). Sementara dilihat secara tahunan atau year on year, nilai ekspor turun 21,18%.
"Secara garis besar penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan non migas, baik secara tahunan atau bulanan, seiring dengan penurunan harga komoditas unggulan kita," jelas Atqo dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).
Pada ekspor non migas, nilainya mencapai US$ 19,34 miliar atau turun 5,17% dibandingkan dengan Mei 2023 yang sebesar US$ 20,4 miliar.
Atqo menyebut, sejalan dengan penurunan harga komoditas tambang, nilai ekspor sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan yang paling dalam secara bulanan dan tahunan, yang masing-masing penurunannya mencapai 15,3% dan 37,49%.
Penurunan pada ekspor nonmigas ini, diketahui penurunan paling dalam terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yang turun 15,4%., nikel dan barang turunannya yang turun 41,33%, serta logam mulia dan perhiasan atau permata yang turun 41,41%.
Adapun pada ekspor migas pada Juni 2023 sebesar US$ 1,26 miliar atau turun 3,64% dibandingkan dengan nilai ekspor migas pada Mei 2023 yang sebesar US$ 1,31 miliar.
"Ekspor migas yang turun di bulan Juni juga ini karena adanya penurunan ekspor gas sebesar 10,35%. Secara tahunan, ekspor migas mengalami penurunan yang cukup dalam sebesar 21,18% jika dibandingkan Juni 2022," jelas Atqo.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada Juni 2023, yaki China, Amerika Serikat, dan India. Kendati demikian, nilai ekspor nonmigas ke China yang menjadi mitra dagang utama mengalami penurunan pada Juni.
Nilai pangsa ekpor ke China sebesar US$ 4,58 miliar atau mencapai 23,7% dari total nilai ekspor Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke China pada Juni turun 4,04% dibandingkan Mei 2023 dan turun 9,49% dibandingkan Juni 2022.
Kemudian nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada Juni 2023 tercatat sebesar US$ 1,96 miliar atau 10,11% dari total ekspor RI. Secara persentase, nilai ekspor RI ke AS turun 4,59% dibandingkan Mei 2023 dan turun 20,56% dibandingkan Juni 2022.
Adapun nilai ekspor Indonesia ke India pada Juni 2023 mencapai US$ 1,67 miliar atau 8,61% dari total ekspor Indonesia. Jika nilai ekspor pada Juni 2023 dibandingkan Mei 2023, angka tersebut naik 9,24%, namun jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Juni 2022 turun 34,04%.
Sementara nilai ekspor ke ASEAN pada Juni 2023 mencapai US$ 3,78 miliar atau turun 4,8% dibandingkan Mei 2023 dan nilai ekspor ke Uni Eropa mencapai US$ 1,32 miliar atau turun 15,44% dibandingkan Mei 2023.
Berikut komoditas ekspor nonmigas terbesar di Juni 2023:
1. Bahan bakar mineral dengan nilai US$ 3,4 miliar
2. Lemak dan minyak hewani/nabati dengan nilai US$ 2,7 miliar
3. Besi dan baja dengan nilai US$ 2,2 miliar
4. Logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai US$ 337,1 juta
5. Bijih logam, terak, dan abu sebesar US$ 423,5 juta
6. Nikel dan barang daripadanya dengan nilai US$ 405,8 juta
7. Pakaian dan aksesorisnya (rajutan) dengan nilai US$ 346,6 juta
8. Ampas dan sisa industri makanan dengan nilai US$ 216,8 juta
9. Bahan kimia anorganik dengan nilai US$ 162,4 juta
10. Kapal, perahu, dan struktur terapung dengan nilai US$ 8 juta.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk Bagi RI: Harga Batu Bara & CPO Cs Terus Anjlok