Proyek Raksasa RI Tersandera Sanksi Rusia, Begini Nasibnya..

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
17 July 2023 13:30
Malacca Strait PSC, doc.EMP
Foto: Malacca Strait PSC, doc.EMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan mengenai rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperatori oleh Premier Oil terimbas sanksi Uni Eropa dan pemerintah Inggris.

Pasalnya, salah satu perusahaan yang memegang kepemilikan hak partisipasi di pengelolaan lapangan ini berasal dari Rusia, yakni Zarubezhneft. Sementara, Premier Oil sendiri merupakan perusahaan asal Inggris.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan rencana pengembangan Blok Tuna saat ini masih terganjal perihal pembiayaan. Pasalnya, di dalam kontrak bagi hasil Cost Recovery, seluruh pembiayaan proyek harus dibagi para pemegang hak partisipasi.

"Masalahnya sekarang di pembiayaan proyek nanti kan cost recovery kalau masih partner kan dibagi nah itu yang gak bisa dilakukan oleh Harbour (induk Premier Oil) karena ada transaksi. Jadi sekarang yang biayai Harbour," ungkap Tutuka saat wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, dikutip Senin (17/7/2023).

Oleh sebab itu, ia berharap agar konflik Rusia dan Ukraina yang saat ini masih berlangsung dapat segera mereda. Sehingga pengembangan proyek Blok Tuna dapat segera dikebut.

Sebelumnya, perusahaan induk dari Premier Oil, yakni Harbour Energy mengungkapkan pemerintah Indonesia sejatinya telah memberikan persetujuan untuk POD Lapangan Tuna pada Desember 2022 lalu. Namun demikian, pengembangan yang dilakukan bersama mitra asal Rusia yakni Zarubezhneft terganjal sanksi dari Uni Eropa dan Pemerintah Inggris.

"Pemerintah menyetujui rencana pengembangan lapangan Tuna di Desember. Namun, kemajuan lebih lanjut dipengaruhi oleh sanksi UE dan Inggris yang membatasi kemampuan kami sebagai operator untuk menyediakan layanan tertentu kepada mitra Rusia kami di Lapangan Tuna," ujar perusahaan dalam laporan tahunannya dikutip Senin (13/3/2023).

Saat ini perusahaan tengah melakukan koordinasi dengan mitra terkait untuk mencapai solusi yang memungkinkan agar proyek ini dapat segera jalan.

Untuk diketahui, pada 2020 lalu, Premier Oil Tuna B.V. telah mendapatkan partner untuk mengelola Blok Tuna yakni dengan Zarubezhneft.

Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang dilaporkan mengakuisisi 50% hak partisipasi Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dihantam 10 Putaran Sanksi, Apa Kabar Perdagangan Rusia-UE?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular