Internasional

Alasan Pria Swedia Batal Bakar Alkitab, Malah Buka Al-Quran

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 July 2023 10:02
Seseorang yang telah diberi izin oleh polisi untuk berkumpul untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Isaeli, memegang Alquran di tangannya setelah memilih untuk tidak membakar buku-buku tersebut, menurut media lokal, di Stockholm, Swedia Juli 15, 2023. (TT News Agency/Magnus Lejhall/via REUTERS)
Foto: Seseorang yang telah diberi izin oleh polisi untuk berkumpul untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Isaeli, memegang Alquran di tangannya setelah memilih untuk tidak membakar buku-buku tersebut, menurut media lokal, di Stockholm, Swedia Juli 15, 2023. (via REUTERS/TT NEWS AGENCY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria di Swedia membuat heboh akhir pekan ini. Ia awalnya berjanji membakar Taurat dan Alkitab di luar Kedutaan Besar Israel di Stockholm, Swedia, namun tiba-tiba membuka Al-quran.

Pria itu bernama Ahmad Allows. Ia mengatakan telah memilih untuk tidak membakar kitab suci itu meski sudah diberi izin oleh polisi Stockholm untuk mengadakan protes dan menegaskan apa yang disampaikannya hanyalah untuk menarik perhatian.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan membakar buku apa pun," ujarnya kepada penyiar SVT dikutip Deutsche Welle, dikutip Senin (17/7/2023).

"Saya seorang Muslim, kami tidak membakar (kitab suci)," tambahnya.

Seseorang yang telah diberi izin oleh polisi untuk berkumpul untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Isaeli, memegang Alquran di tangannya setelah memilih untuk tidak membakar buku-buku tersebut, menurut media lokal, di Stockholm, Swedia Juli 15, 2023. (TT News Agency/Magnus Lejhall/via REUTERS)Foto: Seseorang yang telah diberi izin oleh polisi untuk berkumpul untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Isaeli, memegang Alquran di tangannya setelah memilih untuk tidak membakar buku-buku tersebut, menurut media lokal, di Stockholm, Swedia Juli 15, 2023. (via REUTERS/TT NEWS AGENCY)
Seseorang yang telah diberi izin oleh polisi untuk berkumpul untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Isaeli, memegang Alquran di tangannya setelah memilih untuk tidak membakar buku-buku tersebut, menurut media lokal, di Stockholm, Swedia Juli 15, 2023. (TT News Agency/Magnus Lejhall/via REUTERS)

Ahmad mengatakan ucapannya yang berjanji untuk membakar Taurat dan Alkitab itu sebenarnya dialamatkan agar orang-orang bisa memahami perbedaan antara kebebasan berbicara. Apalagi jika itu menyinggung kelompok etnis lain.

"Ini adalah respon terhadap orang-orang yang membakar Alquran. Saya ingin menunjukkan bahwa kebebasan berekspresi memiliki batasan yang harus diperhatikan," terang warga Swedia asal Suriah itu.

"Saya ingin menunjukkan bahwa kita harus saling menghormati, kita hidup dalam masyarakat yang sama. Jika saya membakar Taurat, satu lagi Injil, satu lagi Alquran, akan ada perang di sini. Yang ingin saya tunjukkan adalah bahwa itu tidak benar. untuk melakukannya," tambahnya.

Pembakaran Taurat dan Alkitab awalnya ia rencanakan hanya beberapa hari setelah seorang pria lain membakar halaman-halaman Alquran, kitab suci Islam, yang menuai kecaman luas dari umat Islam di seluruh dunia. Presiden Israel Isaac Herzog menggambarkannya rencana Ahmad itu sebagai tindakan "kebencian murni" dan bukanlah implementasi kebebasan berekspresi.

"Sebagai presiden negara Israel, saya mengutuk pembakaran Alquran, yang suci bagi umat Islam di seluruh dunia, dan saya sekarang patah hati karena nasib yang sama menunggu Taurat, kitab abadi orang-orang Yahudi," kata Herzog.

Undang-undang penistaan agama di Swedia sendiri sudah ditinggalkan pada tahun 1970-an. Ini membuat beberapa pihak menganggap pembakaran sebagai contoh kebebasan berekspresi, yang dilindungi konstitusi Swedia.

Sementara itu, pada hari Rabu lalu, badan hak asasi manusia PBB menyetujui resolusi kontroversial yang mendesak negara-negara untuk "mengatasi, mencegah, dan menuntut tindakan dan advokasi kebencian agama", setelah insiden pembakaran Al-Qur'an di luar masjid di Swedia. The Guardian, pekan lalu menulis, resolusi disahkan dengan 28 negara memberikan suara setuju, 12 suara menolak, dan tujuh abstain.

Negara-negara yang berisi mayoritas masyarakat Muslim mendukung resolusi tersebut. Sebut saja Iran, Turki, Pakistan.

Namun resolusi tersebut ditentang keras oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan negara-negara barat lainnya, yang berpendapat bahwa resolusi tersebut bertentangan dengan undang-undang tentang kebebasan berbicara.

Utusan Jerman menyebutnya "provokasi yang mengerikan". Tetapi mengatakan kebebasan berbicara juga berarti "mendengar pendapat yang mungkin tampak hampir tak tertahankan".

Sementara utusan Prancis itu mengatakan hak asasi manusia adalah tentang melindungi orang. Ini bukan agama dan simbol.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terkuak! Ini Nama & Tampang Pembakar Al Quran di Swedia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular