Internasional

Tolong! Gaza Palestina Terancam Bangkrut, Warga Teriak

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 17/07/2023 07:40 WIB
Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Gaza terancam bangkrut. Ini setelah kelompok Hamas, mengaku bahwa pihaknya saat ini dilanda kesulitan keuangan.

Hamas menyebut sudah tak mampu membayar gaji 50 ribu pegawainya. Sebagian pihak menyebut ini dikarenakan tertundanya donor dari Qatar.


Diketahui Qatar telah membayar ratusan ribu dolar sejak 2014 untuk inisiatif pembangunan di Gaza. Ini termasuk membayar US$ 30 juta (Rp 448 miliar) per bulan untuk tunjangan rumah tangga, bensin untuk energi listrik, dan gaji sektor publik di area itu.

Pejabat Hamas mengatakan tidak ada dukungan gaji yang diperoleh. Karena uang diberikan sebelumnya digunakan untuk mendukung gaji bulan Mei.

"Pemerintah sedang mengalami krisis keuangan yang mencekik dan meningkat, dengan peningkatan terus menerus dalam defisit bulan demi bulan, yang menyebabkan penundaan gaji bulan ini," kata Wakil Menteri Hamas, Awni Al-Basha, memberi tahu Hamas Aqsa radio dikutip Reuters, Senin (17/7/2023).

"Kami melakukan upaya yang signifikan untuk membayar gaji, dan kami berharap dapat melakukannya pada akhir minggu ini," tambahnya.

Belum ada alasan jelas tujuan penundaan itu. Kantor Media Internasional Qatar tidak langsung menjawab permintaan komentar.

Sebelumnya Minggu, ketua kantor media pemerintah Hamas Salama Marouf mengatakan telah terjadi peningkatan pengeluaran, terutama untuk kementerian kesehatan dan kompensasi utang bank. Qatar pun belum memperpanjang hibah gaji menjadi US$ 7 juta (Rp 104 miliar).

Diketahui, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan. Sehingga sistem keuangan bergantung pada dukungan luar negeri.

Kondisi ini kemudian dipersulit dengan blokade Israel-Mesir atas wilayah itu sejak 2007. Ini tahun ketika Hamas mengambil kendali.

Pekerja sektor publik belum menerima gaji penuh sejak 2013. Hal ini pun telah disuarakan oleh para pegawai negeri maupun kantor pemerintah lainnya.

"Dengan 60% (dari gaji) kami biasa memenuhi kebutuhan pokok di rumah. Apa jadinya kalau gajinya dipotong total?" kata Mahmoud Al-Farra, seorang pekerja di kantor media pemerintah Hamas.

Sementara itu, beberapa warga berteriak di media sosial. Mereka mempertanyakan apakah ancaman kebangkrutan itu benar-benar terjadi atau tidak.

"Ke mana perginya pajak yang mereka kumpulkan dan hibah yang masuk ke Gaza?" salah satu warga diposting di Facebook.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Qatar Investasi Rp 41 T, Bangun Rusun Terjangkau di RI