Internasional

India Pening Gegara Tomat, Emak-Emak sampai McD Teriak

sef, CNBC Indonesia
Jumat, 14/07/2023 21:20 WIB
Foto: India (CNBC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sayur di seluruh India mengalami kenaikan. Bahkan meroket hingga 400%.

Ini terjadi terutama pada tomat. Akibatnya kemarahan konsumen muncul dan warga mulai khawatir.

Pasalnya ayam mentega hingga paneer makhani membutuhkan tomat. Semuanya adalah makanan khas masyarakat yang haris tersedia di meja makan.


"Gagal panen menyusul gelombang panas terik dan hujan lebat menjadi penyebab," ujar petani dan pengamat dimuat CNN International, Jumat (14/7/2023).

Sebanyak 1 kilogram (kg) tomat dijual di ibu kota New Delhi minggu ini dengan harga 138 rupee (Rp 25.000). Itu melonjak lima kali lipat dari 27 rupee.

"Kenaikan harga tomat ini sangat berdampak pada kami," ujarnya seorang ibu rumah tangga, menggunakan nama Asha.

"Ini sulit dipercaya," tambahnya.

"Tomat adalah bagian integral dari pola makan vegetarian kami... (tetapi) beberapa hari terakhir ini, saya sadar tentang apa yang saya masak karena harganya sangat mahal," ujarnya.

Bukan hanya Asha yang terpengaruh. Restoran McDonald's (MCD) di seluruh negeri untuk sementara berhenti menyajikan tomat pada burger mereka dengan alasan masalah kualitas dan kekurangan pasokan.

Restoran Connaught Plaza, yang mengelola waralaba McDonald's di utara dan timur India, memasang tanda di luar restoran. Mereka memasang pengumuman "tidak bisa mendapatkan tomat dalam jumlah yang cukup".

"Bahkan McDonald's tidak mampu lagi membeli tomat," tulis Raghav Chadha, anggota parlemen dari Partai Aam Aadmi di Twitter.

"Baik itu di rumah atau restoran kita, dengan inflasi yang tidak terkendali, pemerintah telah mengubah makanan yang menyenangkan menjadi makanan yang menyedihkan," jelasnya.

Kekurangan tomat memang terjadi akibat cuaca ekstrem. Ini kemudian dikaitkan dengan perubahan iklim.

India memang sering mengalami gelombang panas selama bulan-bulan musim panas di bulan Mei dan Juni. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, gelombang panas datang lebih awal dan menjadi lebih lama.

April lalu, India mengalami gelombang panas yang membuat suhu di ibu kota negara melampaui 40 derajat Celcius selama tujuh hari berturut-turut. Di beberapa negara bagian, panas memaksa penutupan sekolah, merusak tanaman, dan menekan pasokan energi, karena pejabat memperingatkan penduduk untuk tetap di dalam rumah dan tetap terhidrasi.

"Gelombang panas yang konstan dari April hingga Juni tahun ini membuat tanaman tomat tidak dapat berbunga selama periode tersebut, yang memengaruhi hasil panen," kata Presiden Asosiasi Petani Sayuran India, Sriram Gadve.

"Itu mempengaruhi pertumbuhannya dan itu sebabnya (hasil) tomat tahun ini terpengaruh 70%," katanya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produsen China Diminta Setop Jual Mobil Terlalu Murah