
Israel Bakal Ketiban Sial, Kutukan Resesi Segera Datang

Jakarta, CNBC Indonesia - Malapetaka akan menyerang Israel. Ini terkait ekonomi negeri itu.
Reformasi yudisial Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang membatasi Mahkamah Agung (MA) menyebabkan demo berhari-hari puluhan ribu orang dan kerusuhan hebat. Kutukan resesi mengancam negeri itu tahun depan.
Kerusuhan hebat, yang dimulai beberapa bulan lalu, kemungkinan akan memiliki dampak besar pada ekonomi dan arus masuk investasinya. Ini juga menyebabkan pengurangan besar dalam investasi di sektor teknologi tinggi Israel, yang merupakan kunci utama ekonomi Negeri Yahudi.
"Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Israel, sekitar 40%, dihasilkan oleh sektor teknologi tinggi," kata deputi gubernur bank sentral Israel, Zvi Eckstein, dimuat CNBC International, Jumat (14/7/2023).
Menurut laporan Start-Up Nation Policy Institute (SNPI) Juli, investasi di perusahaan teknologi untuk paruh pertama tahun 2023 turun 68% menjadi US$3,7 miliar, menandai tingkat terendah sejak 2018. Sektor fintech Israel serta IT, mencatat penurunan terbesar, anjlok lebih dari 80% tahun-ke-tahun (yoy).
Eckstein juga mencatat kerusuhan berbulan-bulan telah membuat pertumbuhan di pasar saham Israel selama melempem setengah tahun ini. Bursa Efek Tel Aviv turun hampir 10% tahun ini.
Shekel Israel juga sempat jatuh di awal Juni, terendah lebih dari tiga tahun. Menurut dara Refinitiv, angkanya di posisi di 3.753 per dolar.
"Dalam satu tahun, kita akan melihat perlambatan ekonomi yang sangat besar...," tegasnya lagi.
"Saya melihat penurunan yang sangat besar menuju resesi di tahun depan," ramalannya.
Di 2022, ekonomi Israel tumbuh 6,5%. Tetapi pada paruh kedua tahun 2023, perlambatan sekitar 2% terjadi.
Sebelumnya UU peradilan baru Israel akan mengubah sistem peradilan Israel dengan memberikan kendali penuh kepada pemerintah atas penunjukan yudisial. Beberapa komentator percaya itu juga akan melemahkan MA dan mengakhiri perannya sebagai pengawas kekuasaan eksekutif dan legislatif.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Israel Sebut Indonesia Bukan Negara Modern, tapi...