Ngeri, "Tsunami" Kebangkrutan Hantam Jepang
Jakarta, CNBC Indonesia - "Tsunami" kebangkrutan ancam Jepang. Jumlah perusahaan yang bangkrut mengalami kenaikan signifikan.
Mengutip RT, Nikkei mencatat jumlah keruntuhan perusahaan melonjak ke level tertinggi lima tahun dalam enam bulan pertama tahun 2023. Ini merujuk survei perusahaan riset kredit Tokyo Shoko Research.
Menurut laporan tersebut, total 4.042 perusahaan mengajukan kebangkrutan di pada periode pelaporan. Ini sekitar 32% lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah utang melebihi 10 juta yen (sekitar Rp 1 miliar). Sejumlah bisnis disebut telah mulai membayar kembali pinjaman yang mereka ambil untuk menutupi kerugian yang diderita akibat pandemi Covid-19.
"Analis mencatat pertumbuhan biaya material dan tenaga kerja sebagai alasan lain untuk kegagalan tersebut," muat media itu, Jumat (14/7/2023).
"Sebanyak 10 sektor industri yang dicakup oleh survei menunjukkan pertumbuhan kegagalan perusahaan. Sektor jasa terpukul paling parah dengan 1.351 kasus bankrut, meningkat 36,1% secara tahunan, diikuti oleh industri konstruksi dengan 785 kasus, naik 36,3% (yoy)," tambahnya.
Analis memperingatkan bahwa jumlah kebangkrutan bisa makin tinggi. Terutama perusahaan-perusahaan yang paling terpukul oleh pandemi dan menunjukkan lambat dalam pemulihan.
(sef/sef)