
Ini 4 Jurus Utama PGN Saka Kurangi Emisi Karbon hingga 30%

Gresik, CNBC Indonesia - PT Saka Energi (PGN Saka) sebagai entitas anak usaha PT PGN Tbk yang merupakan subholding gas Pertamina, saat ini tengah fokus pada program dekarbonisasi untuk mengurangi produksi emisi karbon (CO2) di Indonesia. Perusahaan menargetkan dapat menyumbang pengurangan emisi karbon hingga 30% sepanjang tahun 2030.
Direktur Utama PGN Saka Avep Disasmita menjelaskan, pihaknya saat ini menjalankan program dekarbonisasi yang diaplikasikan pada sejumlah fasilitas offshore maupun onshore PGN Saka.
Dia mengatakan sejumlah fasilitas yang didorong proses dekarbonisasi ada dalam proses produksi yaitu Gas Processing Facility (GPF), Oil Treating Facility (OTF), dan LPG Facility (LPGF).
Lantas langkah apa saja yang didorong oleh PGN Saka?
1. Solar Panel Offshore Sidayu
Pemanfaatan solar panel dilakukan sebagai penambahan sumber energi yang secara independen untuk memberikan pasokan daya pada peralatan listrik pada fasilitas proses di proyek Sidayu. Proyek ini sendiri terletak di Ujung Pangkah, Jawa Timur.
Solar panel dengan kapasitas total 18.36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D. Program ini dapat mereduksi emisi sebesar 67,42 ton CO2 per semester, dengan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar.
2. Carbon Offset
Program ini diinisiasi agar proses produksi gas yang menghasilkan emisi gas CO2 dapat ditekan. Avep mengatakan bahwa langkah ini dilakukan dengan menanam tanaman mangrove di sekitar area industri PGN Saka.
"Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 equivalen per tahun," jelas Avep, Kamis (13/7/2023).
3. Gas Buang Turbin
Avep klaim bahwa perusahaan juga memanfaatkan gas buang Gas Turbine Generator (GTG). Gas buang yang keluar dari GTG direcovery menggunakan absorption chiller. Mengingat gas turbin generator yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang cukup tinggi.
"Pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF," paparnya.
4. Substitusi gas engine dengan electric driven flash gas compressor
Lebih lanjut, Avep mengatakan bahwa perusahaan terdorong untuk mengimplementasikan program ini karena engine pada flash gas compressor masih menghasilkan emisi CO2. Program ini mampu mereduksi emisi sebesar 4.143 ton CO2 eq per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 41,3 MMSCF.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Pertamina Sukses Reduksi Emisi Hingga 31%
