
Terapkan CCUS, Ini Cara Pertamina Jadikan Emisi Bernilai Jual

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) telah mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sejak tahun lalu.
Teknologi CCUS sendiri menjadi bukti Pertamina dalam mewujudkan transisi energi melalui dekarbonisasi. Sebab, CCUS menjadi enabler yang mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara signifikan
SVP Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza menuturkan bahwa selain menjadi pendorong produktivitas bisnis yang hijau, teknologi CCUS juga memiliki sisi nilai tambah dari sisi nilai jual.
Pasalnya emisi gas metana dan emisi gas Co2 yang berasal dari produksi migas dapat 'ditangkap' dan dijadikan sebagai bisnis. Caranya yakni dengan utilisasi emisi gas tersebut untuk memproduksi sesuatu.
Sebagai contoh, Pertamina saat ini sedang membuat rencana demonstrasi dari emisi yang tidak berharga untuk menjadi sesuatu yang bisa dijual, yaitu Precipitated Calcium Carbonate (PCC) yang berguna sebagai bahan cat dan bahan kertas.
"Kita berhasil menggunakannya untuk memproduksi sebuah produk. Masih ada lagi inovasi lain yang ada di pipeline. Ini nanti bisa menjadi alkohol, polimer, dan seterusnya," ujarnya dalam Economic Update CNBC Indonesia (13/7/2023).
Selanjutnya, Pertamina berhasil melakukan injeksi emisi Co2 injection pertama di Asean. Injeksi ini dilakukan di lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. Dalam injeksi itu, Oki dan pihaknya berhasil melakukan injeksi Co2 untuk digunakan atau utilize untuk meningkatkan produksi minyak bumi.
"Jadi itu untuk mendorong agar produksi minyak lebih besar. Jadi kita melihat Co2 ini sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk, kemudian juga menjadi sesuatu yang bisa meningkatkan produksi untuk migas kita," tambah Oki.
Oki mengungkap, jika ada emisi, khususnya Co2 yang tidak mungkin di utilize, Pertamina akan melakukan storage melalui beberapa approach. Pertama, Pertamina menginjeksi emisi tersebut ke sumur-sumur tua atau (depleted reservoir), sumur yang dulunya ada minyak dan gas dan sudah diproduksi, sehingga sumur nya kosong dan bisa diinjeksi.
Saat ini, Oki mengaku Pertamina memiliki banyak aktivitas selain untuk mengutilisasi, juga melakukan studi dimana pihaknya akan tahu dimana bisa melakukan injeksi itu di Indonesia, yang dimulai dengan sumur tua tadi.
"Saat ini kita sedang cari dimana saja yang ada potential storage. Kita mulai dari lapangan-lapangan tua milik kita," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Lakukan Injeksi Perdana CO2 di Lapangan Sukowati