Internasional

Mimpi Buruk Putin Baru Dimulai, Rusia Terkepung NATO di Eropa

luc, CNBC Indonesia
13 July 2023 14:40
Russian President Vladimir Putin  (Getty Images/Contributor)
Foto: Russian President Vladimir Putin (Getty Images/Contributor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bergabungnya Swedia ke dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang tinggal menunggu waktu bakal menjadi mimpi buruk Rusia di Eropa, khususnya Laut Baltik.

Dominasi NATO di Laut Baltik, yang mengelilingi pangkalan angkatan laut Moskow di eksklave Kaliningrad Rusia dan di kota terbesar kedua di negara itu, St. Petersburg, akan diperkuat dengan bergabungnya Swedia dengan aliansi tersebut.

Para ahli mengatakan ekspansi NATO ke Swedia akan segera menghadirkan tantangan militer bagi pasukan Rusia di Baltik yang bakal menjadi "danau NATO".

Didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina, Finlandia bergabung dengan NATO pada April 2023, dengan Swedia diperkirakan akan segera menyusul. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya berbicara menentang Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, memperingatkan tentang "konsekuensi militer dan politik yang serius".

Pada Senin (10/7/2023), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbalik arah dari penentangannya sebelumnya dengan siap menerima Swedia di NATO, dengan imbalan peluang Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa dihidupkan kembali.

Frederik Mertens, seorang analis strategis di Hague Center for Strategic Studies, menilai NATO akan lebih mampu mendominasi Laut Baltik tidak hanya di atas dan di bawah permukaan, tetapi melalui kekuatan udara.

"Di bidang ini, NATO sudah memiliki keuntungan yang luar biasa. Armada Baltik Rusia memiliki masalah serius," katanya kepada Newsweek, dikutip Kamis (13/7/2023).

Menghadapi kekuatan udara NATO, yang didukung oleh Swedia, kapal permukaan Rusia perlu mengandalkan pertahanan udara berbasis darat.

Tidak hanya itu, kemampuan NATO untuk mengendalikan lingkungan di Laut Baltik berarti "hampir tidak ada tempat di Baltik yang tersisa di mana kapal permukaan Rusia tidak dapat mengharapkan serangan segera dari rudal penjelajah laut yang canggih," kata Mertens.

Menurut Dmitry Gorenburg, seorang ilmuwan peneliti senior di Pusat Analisis Angkatan Laut, setelah Swedia menjadi anggota, Stockholm akan lebih terintegrasi ke dalam NATO dalam beberapa cara, termasuk melalui berbagi informasi dan intelijen. Rusia kemungkinan akan khawatir bahwa pasukan asing, terutama tentara AS, dapat mengisi pangkalan NATO di negara itu.

Swedia sendiri membawa kekuatannya sendiri yang cukup besar ke aliansi tersebut, terutama melalui armada kapal selamnya.

"Angkatan Laut Swedia akan memberikan sejumlah besar kemampuan permukaan kepada kami di Laut Baltik," kata Jenderal Christopher Cavoli, yang mengepalai pasukan Angkatan Darat AS di Eropa. "Mereka juga memiliki kemampuan bawah air yang akan membantu kami saat baik," imbuhnya.

Selain itu, negara-negara NATO juga dapat menggunakan ranjau laut untuk mengepung kapal-kapal Rusia, dan akan menjadi senjata utama melawan Moskow di wilayah tersebut jika terjadi konflik.

Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna mengatakan kepada Newsweek baru-baru ini bahwa dia tidak dapat "melihat argumen serius apapun yang menentang keanggotaan Swedia di NATO", menambahkan bahwa "secara politis sangat penting bahwa Anda memiliki negara tetangga sebesar Finlandia dan Swedia, dan sekuat mereka, dalam persekutuan yang sama."

"Ini sangat penting bahwa Laut Baltik sekarang menjadi 'danau NATO'," katanya. "Setiap orang yang memahami apa pun tentang pertahanan memahami bahwa ini banyak berubah secara strategis," kata Tsakhna.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Turki Restui Tetangga Rusia Gabung NATO, Apa Langkah Putin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular