Chatib Basri Beberkan Kuncian RI Jadi Negara Maju

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 13/07/2023 11:14 WIB
Foto: M. Chatib Basri, Presiden Commisioner PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 hari ke 2 pada (16/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior sekaligus Menteri Keuangan (periode 2013-2014) M. Chatib Basri mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki tenggat waktu pendek untuk memanfaatkan bonus demografi sebagai modal menjadi negara maju 2045.

Oleh karena itu, Indonesia harus membangun strategi yang benar-benar serius. Pasalnya, bonus demografi atau usia produktif yang melimpah di Indonesia akan terjadi di 2030. Ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena bonus ini demografi ini hanya akan bertahan hingga 2050.

"Setelah itu, di 2050 dia mulai naik, jadi setelah 2050 Indonesia masuk secara gradual ke aging population. Jadi, tidak demographic bonus lagi," jelas Chatib saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Kamis (13/7/2023).


"Berarti ruang kita 2030 sampai 2050 itu 27 tahun. Berarti sebelum nanti tua atau banyak aging population, pertumbuhan ekonomi kita harus tumbuh tinggi," kata Chatib lagi.

Adapun di Indonesia, di mana saat ini baru saja ditetapkan oleh Bank Dunia sebagai negara kelas menengah atas, pendapatan per kapitanya baru mencapai US$ 4.580, dihitung berdasarkan Gross National Income (GNI) atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita.

"Bayangkan Indonesia kalau kita tumbuh terus sampai 2050, dengan kondisi pertumbuhan ekonomi 5% sampai 6%, pendapatan per kapita kita masih di bawah US$ 30.000," ujar Chatib.

Data ICOR Indonesia 2016-2022

- 2016: 6,73%
- 2017: 6,95%
- 2018: 6,72%
- 2019: 6,88%
- 2020:-15,09%
- 2021: 8,16%
- 2022: 6,2%

Sumber: BPS, diolah

Sementara itu, pada 2020, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pernah mengungkapkan salah satu alasan mengapa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia tinggi, salah satunya adalah, adanya pungutan liar atau pungli.

Bahlil menjelaskan, dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki ICOR 6,6. Paling tinggi dibandingkan dengan Malaysia dengan ICOR 4,5, Filipina 3,7, Thailand 4,4, dan Vietnam dengan ICOR 4,6.

"ICOR kita tinggi, pertama alasannya adalah punglinya terlalu besar," jelas Bahlil.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Dunia: Kelas Menengah RI Dirundung Pelemahan Daya Beli