Luhut Mau Ekspor Gas RI Disetop, Ini Tanggapan Bos SKK Migas

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 11/07/2023 11:25 WIB
Foto: Pertamina mendapatkan perpanjangan kontrak Blok Migas MLN di Algeria. (Dok. PT Pertamina (Persero))

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan terus memantau kebutuhan gas bumi di dalam negeri. Hal tersebut menyusul wacana penyetopan ekspor gas yang disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan baru-baru ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya siap melaksanakan kebijakan terkait rencana penyetopan ekspor gas ke luar negeri. Namun dengan catatan, pasokan gas yang saat ini masih berlebih dapat terserap secara optimal oleh domestik.

"Kalau misalnya gasnya berlebih untuk investasi LNG kan kadang-kadang dalam negerinya belum menyerap hari ini tahun ini. Tapi future-nya akan terserap kan pemerintah sudah menetapkan mengutamakan pemenuhan dalam negeri pasti akan kita laksanakan," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Selasa (11/7/2023).


Seperti diketahui, pemerintah Indonesia saat ini tengah mempertimbangkan untuk menghentikan ekspor gas alam ke luar negeri. Pasalnya, kebutuhan gas alam di dalam negeri akan semakin meningkat ke depannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah bakal menghentikan ekspor gas demi mendukung operasional industri petrokimia yang akan dikembangkan di dalam negeri. Mengingat, impor bahan baku industri petrokimia di dalam negeri tiap tahunnya masih cukup tinggi.

Menurut Luhut, ide kebijakan larangan ekspor gas tersebut muncul setelah pihaknya melakukan kajian internal bersama Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi.

"Kita setelah hitung-hitung dengan tim Jodi Cs, kita mungkin akan sarankan kita gak akan ekspor gas lagi ke luar. Kita bikin downstreaming-nya petrokimia," kata Luhut dalam acara Economic Update 2023 CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).

Oleh sebab itu, ia pun berharap agar harga gas di dalam negeri dapat ditekan lagi menjadi US$ 5 per Million British Thermal Unit (MMBTU). Adapun saat ini pemerintah menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk tujuh bidang industri di level US$ 6 per MMBTU.

"Kita ketemu gas di Masela kemudian di Warim itu bisa hampir dua kali Masela bisa juga kita ketemu cadangan minyak yang mungkin diduga 27 miliar barel. Jadi kaya sekali negerimu ini. Ngapain ribut-ribut," kata dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Luhut Ramal Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp 300 Triliun