Internasional

Geger Foto Putin Pegang Al-Quran di Dada, Hadiah dari Mekkah

sef, CNBC Indonesia
10 July 2023 13:00
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara setelah upacara penandatanganan dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Kamis, 15 Juni 2023. (Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara setelah upacara penandatanganan dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Kamis, 15 Juni 2023. (AP/Mikhail Metzel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Potret Presiden Rusia Vladimir Putin memegang Al-Quran membuat heboh. Foto-foto tersebut bahkan muncul di sejumlah baliho di kota-kota di negara Arab, Lebanon.

Setidaknya ada dua foto yang beredar, mengutip Sputnik. Salah satu foto memperlihatkan bagaimana pemimpin 70 tahun itu mendekap Al-Quran di dadanya. 

Menurut kepala Kantor Roslivan untuk Kerjasama Rusia-Lebanon, pihaknya sengaja menyelenggarakan kampanye itu. Di mana Rusia dijadikan contoh, negara di dunia yang memperlakukan Al-Quran dengan mulia.

"Bagaimana agama harus diperlakukan dengan latar belakang pembakaran Al-Quran di Swedia," katanya, dikutip Senin (10/7/2023).

Hal ini juga dimuat Geopolitics Live. Dijelaskan bahwa foto di baliho itu merupakan gambar asli, saat Putin menerima salinan Alquran selama kunjungannya ke Masjid Juma di Derbent di Dagestan, Rusia, 28 Juni.

Dikatakan pula bahwa Al-Quran itu merupakan hadiah dari Mekkah, Arab Saudi. Pada kesempatan yang sama, Putin mengecam pembakaran ke kitab suci itu yang kerap terjadi di beberapa negara.

"Putin menekankan bahwa tidak menghormati Al-Quran adalah kejahatan di Rusia, tidak seperti beberapa negara lain," tulis media itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin pegang Al Qur'an. (Tangakapan Layar/REUTERS)Foto: Presiden Rusia, Vladimir Putin pegang Al Qur'an. (Tangakapan Layar/REUTERS)

Sebenarnya di Rusia, insiden pembakaran kitab suci umat Islam itu sempat terjadi awal 2023. Ini dilakukan oleh seorang warga kota Volgograd, Rusia, bernama Nikita Zhuravel.

Ia ditahan Mei lalu. Dirinya membakar Al-Quran di depan sebuah masjid.

Tindakan itu memprovokasi negara bagian Chechnya yang mayoritas Muslim, di mana ribuan orang memprotes hal itu. Komite Investigasi Rusia mengklaim bahwa terdakwa mengaku bertindak karena dibayar 10.000 rubel.

Pelakunya, tuding lembaga itu, badan intelijen Ukraina. Akibatnya, Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Chuichenko memutuskan, Zhuravel harus dikirim untuk menjalani hukumannya di salah satu lembaga pemasyarakatan yang terletak di wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim.

Putusan atas kasus Zhuravel belum dijatuhkan. Meski begitu situs web Caucasian Knot mengutip seorang pengacara, Galina Tarasova, yang menjelaskan bahwa menurut undang-undang, kasus pidana harus dievaluasi di tempat kejahatan dilakukan.

"Pria itu dikirim ke wilayah di mana, karena keadaan kasus ini dan kekhususan wilayah tersebut. Ada risiko penyiksaan bahkan nyawa Zhuravel," kata pengacara lain, Ekaterina Vanslova.

Beredarnya foto baliho Putin dan Al-Quran juga muncul saat pembakaran Al-Quran juga kerap terjadi di Swedia. Rusia sendiri mengecam pembakaran itu.

Terbaru di Swedia, pria berusia 37 tahun bernama Salwan Momika membakar Al-Quran saat Idul Adha berlangsung. Pengungsi keturunan Irak itu menyebut tindakannya demokrasi.

Insiden tersebut memicu kecaman segera dari negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Yordania, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka menyatakan rasa marah akibat serangkaian pembakaran Al-Quran yang terus berlanjut di negeri itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Pembakaran Alquran di Rusia, Putin 'Turun Gunung'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular