CNBC Insight

Sosok Ini Dulu Miliarder, Kini Terlilit Utang & Jatuh Miskin

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
10 July 2023 12:00
Chairman Wanda Group, Wang Jianlin. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Chairman Wanda Group, Wang Jianlin. (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai pemilik properti hiburan Dalian Wanda Group, Wang Jianlin punya mimpi besar. Dia ingin membangun kerajaan hiburan dan pariwisata tingkat global, seperti yang dilakukan Walt Disney membangun taman bermain Disneyland. Dia ingin menjadi Walt Disney asal China.

Namun, kini mimpi itu runtuh. Alih-alih menjadi Disney-nya China, Wang justru menjadi calon orang miskin. Penyebabnya karena dia dan perusahaannya terlilit utang sebesar US$ 56 miliar atau Rp 784 triliun akibat kesalahan menghitung prospek bisnis. 

Wang awalnya sempat dinobatkan Forbes sebagai orang terkaya di Asia dengan kekayaan US$ 33 miliar pada 2016 lalu. Namun, akibat utang itu kekayaan dia merosot hingga 80% menjadi hanya US$ 7,8 miliar. Bersamaan dengan itu pula, kerajaan bisnis yang dibangunnya sejak 1988 itu juga ikut memburuk dengan cepat. 

Sebagaimana dilaporkan Forbes, untuk keluar dari jeratan utang itu Wang terpaksa menjual hotel, taman hiburan, dan proyek pariwisata lain senilai lebih dari US$ 9 miliar kepada para pengembang properti di China. Tercatat, lewat lini bisnis Wanda Cultural Industry Group, dia juga telah menjual kepemilikan saham di perusahaan media AS Legendary Entertainment seharga US$ 760 juta pada 2022 lalu. 

Bahkan, dia juga menjual saham di klub bola Spanyol Atletico Madrid dan jaringan bioskop terbesar di AS, yakni AMC Entertainment. Dikabarkan juga, pada awal 2023 lalu Wang juga dilaporkan menjual 3 pusat perbelanjaan kepada perusahaan lokal senilai US$ 80 juta. 

Sayang, seluruh upaya itu tidak membuahkan hasil. Saking besarnya utang, hasil penjualan itu tidak berhasil menutupinya. Wang tetap saja terjerat utang. 

Dalam pewartaan Forbes, diketahui juga dia telah mendaftarkan salah satu anak perusahaannya, Dalian Wanda Commercial Management (DWCM), untuk bisa melantai di bursa saham (IPO) dalam waktu dekat. Pendaftaran ini bertujuan untuk bisa mendongkrak penjualan guna menutupi utangnya. Diproyeksikan, lewat IPO DWCM, Wang dapat melunasi utangnya sejumlah US$ 13 miliar yang akan jatuh tempo pada akhir tahun nanti.

Meski begitu, publik sulit untuk memercayai kembali Wang. Praktis, mereka tidak mau berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan buruk. Dan sebelum IPO itu terwujud, Forbes memprediksi kalau IPO bakal gagal. Alasannya karena regulasi China mengharuskan setiap perusahaan yang ingin melantai di bursa saham mengharuskan membayar biaya senilai US$ 4,2 miliar.

Pada titik inilah, Wang sudah jatuh tertimpa tangga. Dia yang terlilit utang, kini juga susah mengumpulkan uang kembali untuk bisa hidup.

Kendati demikian, firma finansial Chanson & Co. kepada Forbes menyebut satu cara untuk membuat Wang bisa bertahan hidup adalah lewat penjualan aset di luar negeri. Wang bisa menjual atau menggadaikan jaringan pusat perbelanjaan Wang di luar negeri untuk mengumpulkan dana. Aset di luar negeri dinilai bisa lebih mahal, sehingga saat terjual uangnya bisa untuk pembayaran utang dan hidup keseharian Wang. Meski, saat dicairkan pun jumlahnya masih belum cukup untuk menutup lubang utang tersebut. 


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Farmasi RI Ini Ternyata Kurang Senang Minum Obat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular