Internasional

Erdogan 'Khianati & Tipu' Putin, Bukti Rusia Kian Lemah?

luc, CNBC Indonesia
10 July 2023 11:50
Russian President Vladimir Putin, left, and Turkish President Recep Tayyip Erdogan arrive for a news conference after their talks in the Kremlin, in Moscow, Russia, Thursday, March 5, 2020.  Russian President Vladimir Putin and his Turkish counterpart, Recep Tayyip Erdogan, say they have reached agreements that could end fighting in northwestern Syria. (AP Photo/Pavel Golovkin, Pool)
Foto: AP/Pavel Golovkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Turki untuk memulangkan Komandan Batalyon Azov Ukraina dianggap sebagai pengkhianatan bagi Rusia. Pasalnya, hal itu mengingkari kesepakatan yang ditengahi oleh Ankara yang berjanji untuk mempertahankan komandan Azov di Turki sampai akhir perang Rusia di Ukraina.

Presiden Putin dikatakan sangat marah dengan "pengkhianatan" Banyak analis mengatakan hal itu membuat Rusia makin terisolasi.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengeklaim Moskow "tidak diberi tahu" tentang pemindahan komandan Azov ke Ukraina.

"Kembalinya komandan Azov dari Turki ke Ukraina tidak lain adalah pelanggaran langsung terhadap ketentuan perjanjian yang ada," katanta, sebagaimana dikutip dari Express, Senin (10/7/2023).

Peskov menambahkan pengembalian itu terkait dengan "kegagalan serangan balik" yang diluncurkan oleh Ukraina. Dia menduga bahwa sekutu NATO telah menekan Ankara untuk membebaskan orang-orang itu.

Seorang propagandis Rusia, Mardan, juga mengungkapkan kekecewaannya dalam acara radionya. "Kami ditipu dan dikhianati."

Analis pro-Kremlin lainnya mengatakan bahwa keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membiarkan komandan militer tersebut kembali ke Ukraina adalah "penghinaan terhadap Rusia".

"Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa Rusia menemukan dirinya dalam situasi di mana pelanggaran perjanjian dengan Rusia telah menjadi norma," tutur Sergei Markov, mantan penasihat Kremlin.

"Itu perlu ditanggapi. Tanggapi dengan cara yang akan menimbulkan rasa takut," imbuhnya.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sangat gembira atas kembalinya komandan Azov.

Kelima orang tersebut - Denys Prokopenko, Serhiy Volynskiy, Sviatoslav Palamar, Denys Shleha, dan Oleh Khomenko - disambut di bandara Istanbul oleh Presiden Zelensky, yang sedang berkunjung ke Turki.

Kelima komandan telah menjadi pahlawan Ukraina atas perlawanan mereka di dalam pabrik Azovstal selama dua bulan pengepungan Mariupol.

Mereka akhirnya ditangkap oleh pasukan Rusia setelah jatuhnya Mariupol pada Mei 2022.

Selama kesepakatan selanjutnya yang ditengahi oleh Turki pada September 2022, Kremlin mendapat jaminan bahwa kelima komandan akan tetap berada di Turki hingga akhir perang.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Mulai Melemah! Pasukan Memberontak, Sekutu 'Berkhianat'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular