Demi Jadi 'Raja', RI Impor 60 Ribu Ton Lithium dari Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan terkait dengan rencana pemerintah Indonesia melakukan impor 60 ribu ton lithium dari Australian. Tentu saja, hal ini untuk mendukung rencana pemerintah Indonesia menjadi 'Raja' Baterai kendaraan listrik di dunia.
"Jadi pertemuan kemarin kita kan sudah (membahas) impor 60 ribu ton Lithium akan diproses di Morowali akan dimulai tahun depan. Kemarin ke Sana minta lagi bisa gak 60 ribu lagi tapi kalian ikut partisipasi. Teknoloogu dari China," ungkap Luhut kepada CNBC Indonesia dalam Economic Update 2023, Senin (10/7/2023).
Adapun, dalam tambahan kali ini pemerintah juga meminta agar Australia turut terlibat dalam proyek hilirisasi produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri.
"Kita kan sudah impor 60 ribu ton lithium dan kita smelting di Morowali akan mulai saya kira awal tahun depan proses smelternya. Kemarin ke sana kita minta lagi bisa gak 60 ribu lagi tapi kalian ikut partisipasi," kata Luhut dalam acara Economic Update CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).
Dengan tambahan tersebut, maka fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) yang akan terbangun merupakan milik Indonesia-Australia. Sementara itu, teknologi pengolahannya nantinya dapat menggunakan dari Tiongkok.
"Itu disetujui Perdana Menterinya karena saya juga menyampaikan dalam bilateral diminta Presiden dan sampaikan itu," kata dia.
Di samping itu, menurut Luhut Menteri Perindustrian Australia pada 24 Juli mendatang kemungkinan juga akan melakukan kunjungannya ke Indonesia. Kunjungan tersebut antara lain untuk melihat progres kemajuan hilirisasi yang telah dilakukan Indonesia sejauh ini.
"Saya bilang, kita ketemu langsung ke industrinya, kita ajak ke Weda Bay kemudian kita ajak juga melihat program yang lain, mereka sangat antusias sekali untuk kerja sama," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Now! Luhut Blak-Blakan Soal Nasib Hilirisasi RI
