500 Hari Perang Rusia-Ukraina, Zelenskyy Kunjungi Pulau Ular

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Minggu, 09/07/2023 06:30 WIB
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara pada konferensi media selama KTT Komunitas Politik Eropa di Kastil Mimi di Bulboaca, Moldova, Kamis, 1 Juni 2023. (AP/Vadim Ghirda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam peringatan 500 hari invasi Rusia (8/7/2023), Presiden Volodymyr Zelenskyy melakukan kunjungan ke Pulau Ular (Snake Island) di Laut Hitam yang menjadi simbol pembangkangan Ukraina melawan Rusia.

Dalam kunjungannya yang dibagikan di media sosial, Zelenskyy memuji keberanian warga Ukraina, setelah bertambahnya korban perang dengan enam kematian yang dilaporkan dalam tembakan roket Rusia minggu ini.

"Hari ini kita berada di Pulau Ular, yang tidak akan pernah ditaklukkan oleh penjajah, seperti seluruh Ukraina, karena kita adalah negara pemberani," katanya, dikutip dari AFP dan CNA.


"Saya ingin berterima kasih dari sini, dari tempat kemenangan ini, kepada setiap prajurit kami selama 500 hari ini," katanya dalam video yang menunjukkan dia tiba di pulau dengan perahu dan meninggalkan bunga.

Setelah menyelesaikan perjalanan ke Turki pada hari Sabtu, Zelenskyy berdoa untuk para korban perang bersama Patriark Bartholomew, pemimpin Ortodoks dunia, setelah tur regional untuk menggalang dukungan menjelang pertemuan puncak NATO minggu depan.

PBB telah mendokumentasikan 9.000 kematian warga sipil sejak dimulainya perang pada 24 Februari 2022, termasuk 500 anak-anak, meskipun diperkirakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Jumlah korban naik lagi pada Sabtu kemarin (8/7/2023) ketika pihak berwenang di wilayah Donetsk timur mengatakan enam orang tewas oleh tembakan roket Rusia di kota Lyman.

"Sekitar pukul 10.00, Rusia menyerang kota dengan beberapa peluncur roket," kata Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko di media sosial, menambahkan: "Sedikitnya enam orang tewas dan lima luka-luka."

Noel Calhoun, Wakil Kepala Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina, mengatakan hari ke-500 konflik itu menandai tonggak suram lainnya dalam perang yang terus menimbulkan korban mengerikan pada warga sipil Ukraina.

Di Turki, Zelenskyy mendapatkan dukungan untuk aspirasi NATO negaranya setelah memenangkan janji AS untuk amunisi tambahan yang dapat menimbulkan kerusakan signifikan pada pasukan Rusia di medan perang.

Keputusan AS untuk mengirimkan senjata secara dramatis meningkatkan pertaruhan dalam perang. Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa memasok Ukraina dengan senjata yang mampu menutupi beberapa lapangan sepak bola dengan ratusan bahan peledak kecil adalah "keputusan yang sulit".

Kelompok kemanusiaan mengutuk keras keputusan untuk memasok amunisi tambahan tersebut karena berisiko membahayakan warga sipil selama bertahun-tahun yang akan datang. Berbagai upaya internasional untuk menengahi konflik sejauh ini gagal.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah