Ini 'Petaka' Bumi yang Kata PBB Resmi Dimulai & Dampak ke RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga di bawah naungan PBB, Badan Meteorologi Dunia (WMO) mengumumkan permulaan fenomena El Nino di dunia. Hal ini diprediksi akan mengakibatkan 'petaka' baru bagi bumi terutama karena kondisi cuaca ekstrem.
Dalam sebuah pernyataan, WMO memperkirakan bahwa ada kemungkinan 90% dari peristiwa El Nino bertahan hingga paruh kedua tahun ini. Diperkirakan, fenomena iklim itu akan bertahan dengan kekuatan sedang.
"Permulaan El Nino akan sangat meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu dan memicu panas yang lebih ekstrim di banyak bagian dunia dan di lautan," kata sekretaris jenderal WMO, Petteri Taalas dikutip CNN International, Jumat (7/7/2023).
"Deklarasi El Nino oleh WMO adalah sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan guna membatasi dampak terhadap kesehatan kita, ekosistem kita, dan ekonomi kita," tambahnya.
"Peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian," katanya lagi.
Lalu Apa Sebenarnya El Nino?
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dalam situsnya, istilah El Niño mengacu pada pemanasan permukaan laut atau suhu permukaan laut di atas rata-rata, di tengah dan timur Samudra Pasifik tropis. El Nino berulang kali terjadi secara tidak teratur.
Fenomena iklim ini dapat terjadi antara dua tahun hingga satu dekade. Tidak ada dua kejadian El Nino yang persis sama.
Pembaruan laporan terkait El Nino sendiri mengikuti penelitian dari National Oceanic and Atmospheric Administration pada awal Juni. Di mana dijabarkan bahwa El Nino diperkirakan akan menguat secara bertahap hingga musim dingin di Belahan Bumi Utara.
Kerugian Ekonomi
El Nino diprediksi akan mempengaruhi kenaikan harga komoditas seperti pangan dan pakaian. Ahli iklim Christopher Callahan mengatakan dalam risetnya bahwa bumi pernah mengalami kerugian US$ 5,7 triliun akibat El Niño 1997-98 dan kerugian sebesar US$ 4,1 triliun akibat El Niño 1982-1983.
"Cuaca ekstrem yang terkait dengan El Niño menyebabkan banjir, kebakaran hutan, angin topan, dan bencana alam lainnya," tegasnya.
Menurut Callahan, cuaca ekstrem yang terkait dengan El Nino menyebabkan banjir, kebakaran hutan, angin topan, dan bencana alam lainnya. Hal ini pun dapat mempengaruhi harga makanan.
Harga kontrak berjangka gula dan kakao diperdagangkan pada level tertinggi multi-tahun tahun ini karena prediksi kelangkaan suplai. Sementara kopi robusta berjangka diperdagangkan pada level tertinggi sepanjang masa.
"El Niño yang diperkuat dapat menghasilkan dampak sosial ekonomi yang berpotensi merusak dalam beberapa dekade mendatang. El Niño dapat menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$ 84 triliun pada abad ke-21," ujarnya.
Potensi dampak dramatis El Nino membentang jauh hingga ke bagian Barat Samudra Pasifik. Jin-Yi Yu, seorang profesor ilmu atmosfer di University of California Irvine, mengatakan pola iklim ini biasanya menghasilkan pola cuaca yang 'tidak normal'.
"Ini termasuk kekeringan di Asia Tenggara dan Australia yang biasanya hujan, dan curah hujan di gurun yang biasanya gersang di wilayah AS," katanya.
Dampak ke RI?
Mengutip situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada kemungkinan bahwa El Nino juga akan ikut melanda Indonesia. Ahli dari Program Studi Pascasarjana Klimatologi Terapan Institut Pertanian Bogor (IPB), I Putu Santikayasa, mengatakan hal itu.
"Kondisi tersebut diperkuat oleh berbagai hasil observasi dari Outgoing Longwave Radiation (OLR), anomali angin zonal termasuk juga akumulasi panas permukaan serta kondisi atmosfer bawah dan atas," jelasnya.
"Indikasi kemarau tahun 2023 yang semakin kuat juga dipicu oleh nilai IOD (perbedaan suhu permukaan laut antara Samudera Hindia bagian Barat dan Samudera Hindia bagian Timur di Selatan Indonesia) yang diprediksi pada fase positif dan juga hasil prediksi BMKG yang menyebutkan bahwa terjadi periode penurun curah hujan dari nilai normal," ungkapnya.
Kementerian Pertanian RI sempat mengatakan bahwa El Nino berpotensi berpotensi menyebabkan 560.000-870.000 hektare (ha) lahan pertanian jatuh dalam kekeringan kekeringan. El Nino juga bisa menyebabkan kebakaran lahan pertanian, gagal panen, dan meningkatkan intensitas serangan hama penyakit tanaman.
Potensi kekeringan ekstrim akibat El Nino juga berpotensi memicu terjadinya krisis pangan. Namun, kementerian mengatakan antisipasi akan dilakukan guna mengurangi dampak penurunan kapasitas produksi pangan.
(sef/sef)