
Di Depan DPR, Bos PLN Buka-bukaan Kurangi PLTU Batu Bara RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo buka-bukaan data perihal rencana perusahaan setrum pelat merah ini masuk ke Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal ini untuk mendukung rencana pemerintah masuk ke dalam emisi karbon nol persen atau net zero emission pada tahun 2060.
Salah satu yang dilakukan PLN ialah dengan mengurangi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Dalam paparannya, Dirut Darmawan Prasodjo menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan penghapusan sebanyak 12,3 Giga Watt (GW) PLTU batu bara dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021 - 2023.
Selain itu, kata Darmawan, pihaknya juga melakukan pembatalan perjanjian jual beli listrik atau Power PurchaseĀ Agreement (PPA) sebanyak 1,3 GW PLTU.
"Kami juga mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT yang bisa mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 150 juta ton selama 25 tahun. Dan kami mengganti sekitar 800 MW PLTU dengan pembangkit gas mengurangi ERK 60% dibandingkan dengan batu bara," terang Darmawan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (6/7/2023).
Tak hanya itu, PLN juga melakukan co-firing biomassa atau mencapur biomassa dengan batu bara untuk PLTU di 37 PLTU. Bahkan, PLN melakukan dediselisasi untuk 26 PLTU miliknya.
"Proses ini kami rancang dalam RUPTL yang paling hijau dalam sejarah PLN dan Indonesia. Yaitu 21 GW penambahan pembangkit listrik EBT atau 51,6% penambahanĀ pembangkit dari EBT," ungkap Darmawan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Listrik Baru Pakai Baterai Masih Mahal, Tapi..