CNBC Insight

Ada Apa Israel, Kenapa Kamp Pengungsi Jenin Diserang Brutal?

Muhammad Fakhriansyah, CNBC Indonesia
05 July 2023 21:10
Seorang wanita Palestina duduk di depan sebuah bangunan yang rusak setelah penarikan tentara Israel dari kamp Jenin, di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel 5 Juli 2023. (REUTERS/Mohamad Torokman)
Foto: Seorang wanita Palestina duduk di depan sebuah bangunan yang rusak setelah penarikan tentara Israel dari kamp Jenin, di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel 5 Juli 2023. (REUTERS/MOHAMAD TOROKMAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Israel kembali berulah. Pada Senin terjadi serangan militer ke kamp pengungsi Jenin yang merupakan basis militan Palestina di Tepi Barat. Atas kejadian ini tercatat 10 warga Palestina tewas.

Kejadian ini bukan aksi militer biasa. Sebab dilakukan dalam skala besar oleh militer Israel dengan menerjunkan ribuan tentara dan beberapa unit lapis baja, buldoser dan drone.

Bahkan, kejadian ini mencatatkan rekor sebagai serangan militer Israel terbesar sejak serangan Intifada 2 di tahun 2000 silam. Praktis, warga Palestina terdesak dan terjadilah pertumpahan darah.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, alasan militer Israel melakukan serangan karena mereka memandang Jenin adalah simbol dan markas perlawanan rakyat Palestina. Perlu diketahui, Jenin adalah kota pengungsi berpopulasi 32.000 orang. Ribuan orang itu datang akibat kehilangan tanah dan rumah usai penjajahan Israel sejak tahun 1948.

Dikutip dari Al Jazeera, mereka yang tersingkir ini kemudian membentuk kelompok-kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina yang berbasis di Kamp Pengungsi Jenin, lokasi utama serangan militer. Dari mulai Fatah, Hamas, hingga kelompok kecil lainnya bermunculan di kamp berisi 18.000 orang itu. 

Kelompok-kelompok inilah yang kemudian dianggap Israel berbahaya karena telah berhasil memproduksi besar-besaran senjata dan bahan peledak. Tak hanya itu, The Guardian mengungkap Jenin telah menghasilkan banyak orang yang memantik besarnya api perselisihan antara Israel-Palestina.

Salah satunya kerap muncul orang yang membawa bom untuk bunuh diri dan menyasar penduduk Negara Yahudi itu. Atau keberadaan unit bersenjata Brigade Jenin, yang bertanggung jawab atas beberapa serangan teroris terhadap Israel. 

Atas dasar inilah, militer Israel memandang kawasan itu perlu dihabisi dan diredam karena mengganggu stabilitas politik dalam negeri. Dikhawatirkan jika tidak ada intervensi, maka aksi kekerasan terhadap warga Israel akan terus terjadi.

Beberapa kali militer Israel pun telah mencoba melakukan serangan dengan pola serupa. Tiap kali ada serangan terhadap warga, maka militer akan menyerang Jenin.

Pada 2002, misalnya, New York Times menuliskan telah terjadi aksi kekerasan oleh dua belah pihak usai orang-orang Palestina menjalankan pemerintahan sendiri dan membangkang dari otoritas Israel.

Dari kejadian ini, PBB menyebut 52 warga Palestina dan 23 tentara Israel tewas. Tak hanya itu, lebih kurang 400 rumah juga dihancurkan sehingga penduduk kehilangan tempat tinggal. 

Barulah setelah 20 tahun, serangan serupa muncul kembali. Lagi-lagi, ini terjadi sebagai reaksi amarah karena warga Israel diserang kelompok kemerdekaan Palestina. Sejak awal tahun, telah terjadi pertumpahan darah terburuk di wilayah itu.

Berawal di bulan Januari, saat pasukan Israel membunuh 7 pejuang dan 2 warga sipil dalam serangan di Jenin. Lalu berlanjut di bulan Juni yang mengakibatkan 6 orang Palestina tewas dan 90 orang lainnya terluka. Dan serangan mencapai puncaknya di awal bulan Juli ketika militer melancarkan serangan skala besar dan masif. 


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Amerika 'Sungkem' ke Israel, Ada Motif Agama?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular