Petronas Join Pertamina di Blok Masela, Ini Untungnya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
04 July 2023 20:25
Kantor Petronas Malaysia
Foto: foto/Kantor Petronas Malaysia/Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai bergabungnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petronas, dengan PT Pertamina (Persero) dalam akuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% milik Shell di Blok Masela merupakan langkah yang tepat. Sebab, pengembangan Blok Masela mempunyai tingkat risiko yang cukup tinggi.

Menurut Hadi, bergabungnya Petronas dalam proses akuisisi PI 35% tersebut patut didukung. Mengingat, ini sebagai bagian dari upaya berbagi risiko Pertamina di blok migas jumbo tersebut.

"Terkait masuknya Petronas, tentu langkah yang baik dan patut didukung," kata Hadi kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/7/2023).

Di samping itu, ia juga menilai bahwa dari segi pengalaman, Petronas sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, mereka mempunyai fasilitas Kilang LNG Terapung atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG).

"Petronas sudah pengalaman mempunyai FLNG#1, FLNG#2 dan akan segera jadi FLNG#3 yang kalau tidak salah mempunyai kapasitas 1,2 sampai 1,4 MTPA (juta ton per tahun) LNG," ujarnya.

Seperti diketahui, Pertamina akhirnya menyepakati proses pengambilalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% milik Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela, Maluku. Bahkan, proses penandatanganan perjanjian pengalihan PI tersebut kabarnya akan dilakukan di bulan ini.

Dalam proses akuisisi PI 35% tersebut, Pertamina bakal menggandeng Petronas. Pertamina dikabarkan bakal memegang kepemilikan PI sebesar 20%, sedangkan Petronas akan menggenggam 15%.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan Petronas sangat tertarik masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela dengan mengakuisisi 35% hak partisipasi Shell. Pasalnya, perusahaan tersebut memiliki kepastian pembeli gas, serta teknologi yang mumpuni.

"Presidennya (Petronas) sudah ketemu saya minta difasilitasi ketemu pimpinan ESDM jika perlu ke Presiden dia minta, dia juga punya fasilitas LNG-nya," kata Djoko dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (30/5/2023).

Djoko menyebut, Petronas memiliki FLNG dengan kemampuan regasifikasi tahap pertama sebesar 250 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara Blok Masela sendiri mempunyai potensi produksi 1.200 MMSCFD.

"Jadi dia sudah lengkap, terserah Petronas mau masuk dengan harga yang ditawarkan Shell, welcome saja bagi Pemerintah Indonesia gak ada ruginya, cuma kalau Pertamina lebih besar dari itu bisa rugi," kata dia.

Djoko pun mengusulkan jika Pertamina ingin tetap terlibat dalam pengelolaan Blok Masela, perusahaan pelat merah ini bisa masuk melalui pembagian hak partisipasi sebesar 10% ke Pemerintah Daerah.

"Daerah dapat otomatis 10% dan agak berat daerah. Nah Pertamina bisa masuk ke situ, bisa lah dicari Pertamina bersama daerah yang 10% dimuka gak keluarkan uang, jadi gak beban Pertamina juga gak beban ke BUMD, tetapi punya kesempatan mendapatkan revenue nanti saat blok ini berproduksi sehingga resikonya di BUMN dan BUMD gak ada," kata Djoko.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Beli Sahamnya Shell, Pertamina Siapkan Duit Triliunan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular