Update 'Civil War' Prancis: Kondisi Mencekam, Macron Bergerak
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan para pemimpin dari kedua majelis parlemen pekan ini. Pertemuan dilakukan setelah pertemuan darurat dengan para menteri pemerintah pada Minggu malam.
Kantor Presiden menyebut Macron juga akan bertemu dengan wali kota dari 220 kota yang terkena dampak protes pada Selasa (4/7/2023).
Setelahnya, pada Minggu, presiden dijadwalkan terbang ke Jerman untuk kunjungan kenegaraan yang sempat dibatalkan karena krisis yang sedang berlangsung.
Pertemuan Macron dengan pihak-pihak terkait dilakukan setelah protes merebak di seluruh negeri akibat polisi menembak mati seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk. Ini terjadi setelah kerusuhan selama lima malam berlangsung, di mana ribuan orang ditangkap.
Kementerian dalam negeri menyebut pihak polisi melakukan 49 penangkapan secara nasional per Minggu. Jumlah ini turun secara signifikan dari 719 penangkapan sehari sebelumnya, dan 1.300 pada Jumat.
Lebih dari 3.000 orang juga telah ditahan sejak Selasa, setelah pengerahan massal 45.000 petugas polisi di seluruh negeri.
Selama akhir pekan, Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengatakan pengerahan itu tidak akan berubah, setelah pengunjuk rasa membakar mobil, menjarah toko, merusak infrastruktur, dan bentrok dengan polisi pada Sabtu malam.
Darmanin juga mengumumkan kematian seorang petugas pemadam kebakaran berusia 24 tahun, yang tewas saat menangani kobaran api di tempat parkir bawah tanah di Saint-Denis pinggiran Paris setelah beberapa kendaraan dibakar pada Minggu malam.
Darmanin mengatakan pria itu, seorang kopral di brigade Paris, meninggal di rumah sakit meskipun sudah mendapatkan penanganan yang sangat cepat oleh rekan-rekannya di tempat kejadian.
Seorang juru bicara brigade mengatakan petugas pemadam kebakaran menangani selusin kebakaran serupa setiap minggu dan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah itu terkait dengan gelombang kerusuhan.
"Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa ini terkait dengan kekerasan perkotaan; penyelidikan sedang dilakukan untuk mencari tahu," kata juru bicara itu, dikutip The Guardian.
Di sisi lain, mantan Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan kerusuhan bukanlah persoalan imigrasi semata. Ia menyerukan model sosial dan republik negara itu yang perlu pendalaman.
"Satu-satunya prinsip yang valid adalah persatuan nasional," katanya. "Persatuan nasional untuk mendukung keluarga muda Nahel, persatuan nasional untuk keadilan, dan dukungan untuk penegakan hukum dan otoritas publik."
(luc/luc)