Fenomena Baru, Gedung Tinggi Jadi 'Kuburan' Orang Mati
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, Hong Kong memiliki hal unik yang jarang ditemui di negara lain. Daerah administrasi khusus China ini memiliki gedung tinggi yang bertujuan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi ribuan orang.
Sebuah gedung tinggi 12 lantai dengan desain unik, yang dihiasi serambi marmer putih dan lampu gantung mewah itu merupakan lokasi untuk menaruh abu jenazah orang mati. Gedung ini diberi nama Kolumbarium Shan Sum.
Kolumbarium Shan Sum dibuka bulan lalu. Gedung itu menawarkan 23.000 ceruk atau tempat untuk guci pemakaman.
Bangunan ramping dan modern itu adalah karya arsitek Jerman Ulrich Kirchhoff. Dengan desain gedung seperti itu, ia mencoba memadukan unsur-unsur alam ke dalam ruang dengan kepadatan tinggi untuk menciptakan nuansa desa lingkungan.
"Ini adalah gedung apartemen untuk orang mati. Rasanya lebih seperti lingkungan yang erat," katanya, mengutip AFP.
Kirchhoff mengatakan desainnya terinspirasi oleh kuburan tradisional Tiongkok, yang sering bertengger di lereng gunung. Kolumbariumnya membawa garis-garis bergelombang, kehijauan, dan tekstur batu yang dipahat.
Abu disimpan di kompartemen berornamen. Beberapa berukuran 26cm x 34cm, yang melapisi dinding ruangan ber-AC.
Kirchhoff mengatakan dia mendesain kamar di setiap lantai untuk memberikan keintiman. Sensasinya, berbeda dengan kolumbarium publik yang sempit, yang katanya, terasa seperti berada di gudang.
Proyek Kolumbarium Shan Sum merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi tekanan pada sektor perawatan kematian selama satu dekade terakhir. Hong Kong sendiri memiliki sekitar 7,3 juta penduduk, di mana jutaan dari mereka harus berbagi beberapa lingkungan terpadat di dunia, termasuk dengan yang telah tiada.
Di masa lalu, keluarga yang berkabung harus menunggu bertahun-tahun untuk mengamankan tempat abu orang yang mereka cintai. Belum lagi, harga sewa unit ceruk abu jenazah yang murah.
Ini membuat mereka berada di luar jangkauan kebanyakan orang. Hal yang sama seperti kebanyakan apartemen di Hong Kong.
Kolumbarium Shan Sum sendiri mematok harga untuk opsi dasar untuk dua orang US$58.000 atau sekitar Rp869 juta. Sedangkan paket tingkat atas, yang ditujukan untuk seluruh keluarga, harganya hampir US$3 juta (Rp44,9 miliar).
Sementara, menurut data pemerintah, pendapatan rata-rata bulanan rumah tangga di Hong Kong saat ini sekitar US$3.800 atau setara Rp56 juta.
Penduduk etnis Tionghoa di Hong Kong secara historis lebih menyukai penguburan, tetapi pemerintah mempopulerkan kremasi pada 1960-an. Perubahan ini mulai terlihat di pusat kota padat di seluruh Asia.
Sekarang sekitar 95% kematian Hong Kong dikremasi setiap tahun. Pemerintah memperkirakan kematian akan meningkat 14% menjadi 61.100 per tahun pada 2031 karena lebih banyak populasi yang menua saat ini.
(sef/sef)