Warning! IMF Ramal Ekonomi RI Melambat di 2023

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
27 June 2023 07:25
FILE PHOTO: The International Monetary Fund (IMF) headquarters building is seen ahead of the IMF/World Bank spring meetings in Washington, U.S., April 8, 2019. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo
Foto: Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami moderasi di kisaran 5% pada 2023, setelah tumbuh 5,3% pada 2022. Proyeksi ini diungkapkan IMF dalam laporan Article IV Consultation tahun 2023 yang dirilis hari ini (26/6/2023).

Adapun, IMF menegaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh lesunya permintaan dari partner dagang Indonesia. Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tekanan dari sisi permintaan domestik.

"Pemulihan permintaan domestik pada tahun 2023 juga akan menghadapi hambatan dari kebijakan konsolidasi fiskal terkini dan sikap kebijakan moneter yang lebih ketat, yang menyebabkan pertumbuhan kredit lebih lambat," papar IMF dalam laporannya.

IMF melihat inflasi Indonesia diperkirakan akan kembali ke kisaran target BI pada paruh kedua tahun 2023 dan menurun menjadi 3 persen pada pertengahan 2024.

"Moderasi harga pangan dan energi global dan penurunan yang jelas dalam biaya pengapalan diperkirakan akan menurunkan harga impor dan inflasi utama," tulis IMF.

Adapun, lesunya pasar tenaga kerja Indonesia dipastikan akan meredam tekanan inflasi. Sementara itu, pengetatan baru-baru ini Kebijakan moneter diproyeksikan dapat menjaga ekspektasi inflasi tetap terjangkar dan inflasi inti tetap terjaga sekitar 3,0 persen pada tahun 2023.

Dari sisi perdagangan, IMF menegaskan bahwa ekspor riil diperkirakan akan berkembang, meskipun dalam laju yang lebih lambat, 10% dengan impor yang tetap kuat.

"Sejalan dengan perkembangan ini harga komoditas diperkirakan bergerak lebih rendah, diperkirakan akan menyebabkan arus defisit neraca pada tahun 2023 dan 2024," kata IMF.

Namun demikian, secara keseluruhan, surplus neraca pembayaran diperkirakan akan meningkat secara bertahap yang mencerminkan peningkatan FDI dan kembalinya aliran masuk portofolio, dan sedikit peningkatan cadangan devisa.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF Bawa 'Kado' untuk RI, Penasaran?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular