
Kemenkeu: Insentif Bea Masuk Kawasan Berikat Capai Rp2,38 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja ekspor di Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KB KITE) hanya dua yang moncer hingga Mei 2023. Sementara itu, insentif pembebasan bea masuk yang dikucurkan pemerintah telah mencapai Rp 2,38 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari total fasilitas yang diberikan itu, membuahkan total nilai ekspor KB KITE sebesar US$ 7,53 juta, tumbuh 17,1% dari catatan Mei 2022 yang sebesar US$ 6,43 juta.
"Nilai ekspor sampai Mei sebetulnya masih tumbuh 17,1%. Bea masuk yang dibebaskan agar produk ini kompetitif senilai Rp 2,38 triliun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers Senin (26/6/2023).
Adapun untuk periode Januari-Mei 2023, total ekspor KB KITE telah mencapai Rp 36,96 triliun. Namun, besaran selama tahun berjalan ini turun hingga 10,27% dengan hanya dua industri yang mampu tumbuh positif.
Sektor industrinya yang mampu mencetak pertumbuhan ekspor pada periode Januari - Mei 2023 itu adalah kendaraan bermotor serta kertas dan barang dari kertas. Masing-masing tumbuh 25,81% dan 20,54%.
"Dan kalau kita lihat dominasinya kendaraan bermotor kemudian kertas dan barang dari kertas yang tumbuhnya positif pada 2023 ini," ucap Sri Mulyani.
Adapun untuk sektor industri lain, seperti makanan telah minus 15,93%, logam dasar turun 6,37%, pakaian jadi turun 22,84%, kulit alas kaki minus 15,46%, komputer minus 15,85%, bahan kimia 20,46%, karet dan barang dari karet minus 10,90%, dan tekstil anjlok 28,86%.
"Untuk barang-barang lain ini sudah koreksi, negatif, ini yang harus kita waspadai dari sisi ekspor barang-barang kita," ujarnya.
Sri Mulyani juga menuturkan, total impor di KB KITE juga turun sebetulnya dari periode Mei 2022 sebesar US$ 2,7 juta menjadi hanya sebesar US$ 2,39 juta pada Mei 2023.
Sementara itu, dari sisi impor investasi barang modal nya masih mampu tumbuh sekira 27,02% dari Mei 2022 sebesar US$ 242,6 juta menjadi sebesar US$ 285,8 juta.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Ingatkan Risiko di Balik Maraknya Ekspor Impor