Lagi! Anies Sebut Mobil Listrik Bukan Solusi Krisis Iklim
Jakarta, CNBC Indonesia - Bakal Calon Presiden RI Anies Baswedan melontarkan kembali pendapatnya perihal subsidi mobil listrik yang dinilainya kurang tepat sasaran. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi krisis iklim yang saat ini tengah dialami di berbagai belahan dunia.
Anies mengatakan bahwa dalam kondisi krisis iklim yang saat ini dihadapi, maka pemerintah seharusnya mengalokasikan anggaran sesuai dengan dibutuhkan. Dia menilai bahwa yang saat ini justru terjadi adalah subsidi diberikan kepada masyarakat yang berada di kondisi ekonomi yang baik.
"Ketika kita memberikan alokasi anggaran negara untuk menghadapi krisis iklim, ini harus dilihat komprehensif apa saja yang dibutuhkan, apa saja yang diberikan subsidinya atau alokasi anggaran negara. Oleh karena itu, beberapa waktu lalu saat kita bicara subsidi saya pernah sampaikan subsidi untuk mobil listrik itu hanya dinikmati segelintir orang yang kondisi ekonominya sudah sangat baik," jelas Anies dalam sambutannya pada acara Net Zero Summit 2023, dikutip Senin (26/6/2023).
Lebih lanjut, Anies menilai keberadaan mobil listrik itu sendiri belum bisa memberikan dampak besar bagi pengurangan polusi udara di Indonesia. Menurutnya, hal yang seharusnya dilakukan adalah memindahkan pengguna kendaraan pribadi agar menggunakan kendaraan umum yang berbasis listrik.
"Padahal kalau bicara soal pengelolaan dampak dari polusi udara, yang harus kita lakukan adalah memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Yang artinya ekspansi transportasi umum dan elektrifikasi transportasi umum yang dampaknya dirasakan semua. Itu contoh kita membuat konsistensi kebijakan," tambahnya.
Sebelumnya, kritikan Anies soal subsidi mobil listrik pernah diucapkan Mei lalu. Saat itu dia mengatakan solusi masalah lingkungan hidup seperti polusi udara bukan pada subsidi mobil listrik.
Anies juga mengatakan mobil listrik bukan menggantikan mobil yang ada sebelumnya. Namun malah akan menambah jumlah kemacetan yang ada di jalanan.
"Kalau kita hitung apalagi ini, contoh ketika sampai pada mobil listrik, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," jelas Anies.
"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit, ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan".
(pgr/pgr)