Duh, Proyek Raksasa RI Ini Masih Kena Imbas Sanksi Eropa

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 June 2023 09:35
Malacca Strait PSC, doc.EMP
Foto: Malacca Strait PSC, doc.EMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara perihal pengembangan proyek gas rakasa di Wilayah Kerja Migas (WK) Tuna yang dioperatori oleh Premier Oil. Diharapkan rencana pengembangan atau plan of development (PoD) WK Migas Tuna itu segera berjalan kembali.

Sebagaimana diketahui, proyek Blok Tuna ini terimbas sanksi Uni Eropa karena salah satu perusahaan yang memiliki hak partisipasi di pengelolaan lapangan ini berasal dari Rusia, yakni Zarubezhneft.

Uni Eropa dan Inggris mengenakan sanksi terhadap proyek-proyek yang terkait dengan perusahaan Rusia sebagai dampak perang Rusia-Ukraina. Oleh sebab itu, Arifin berharap agar negara yang saat ini tengah bermusuhan dapat berteman kembali.

"Memang terganggu tapi Rusia masih ada di sana. Terus kita gimana mutusinnya siapa yang lanjutin? Kita juga harus realistis siapa tau baikan lagi kadang-kadang musuhan, musuhan nya seru berteman nya juga seru," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (26/6/2023).

Sebelumnya, perusahaan induk dari Premier Oil, yakni Harbour Energy mengungkapkan pemerintah Indonesia sejatinya telah memberikan persetujuan untuk POD Lapangan Tuna pada Desember 2022 lalu. Namun demikian, pengembangan yang dilakukan bersama mitra asal Rusia yakni Zarubezhneft terganjal sanksi dari Uni Eropa dan Pemerintah Inggris.

"Pemerintah menyetujui rencana pengembangan lapangan Tuna di Desember. Namun, kemajuan lebih lanjut dipengaruhi oleh sanksi UE dan Inggris yang membatasi kemampuan kami sebagai operator untuk menyediakan layanan tertentu kepada mitra Rusia kami di Lapangan Tuna," ujar perusahaan dalam laporan tahunannya dikutip Senin (13/3/2023).

Saat ini perusahaan tengah melakukan koordinasi dengan mitra terkait untuk mencapai solusi yang memungkinkan agar proyek ini dapat segera jalan.

Untuk diketahui, pada 2020 lalu, Premier Oil Tuna B.V. telah mendapatkan partner untuk mengelola Blok Tuna yakni dengan Zarubezhneft.

Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang dilaporkan mengakuisisi 50% hak partisipasi Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pada 'Kabur', RI Sibuk Cari Pengganti Proyek-proyek Raksasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular