Posisi Rusia Kembali Unggul, Benarkah Zelensky Hampir Nyerah?

Rindi Salsabilla Putri, CNBC Indonesia
Sabtu, 24/06/2023 06:30 WIB
Foto: Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Ukraina volodymyr Zelensky saat serangkaian acara KTT G7 di Horishima Jepang. (Tangkapan Layar Instagram @zelenskiy_official)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel kembali memberikan penolakan untuk memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Akibat hal tersebut, Ukraina mengaku frustasi. Padahal teknologi dari Israel diperlukan untuk memerangi drone Iran yang dikerahkan Rusia sebagai bagian dari invasi.

"Tidak ada pihak selain Israel yang dapat menyediakan peralatan untuk memerangi serangan drone Iran," ujar Kepala Staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, dikutip Sabtu (24/6/2023).

Yermak mengungkapkan rasa frustrasinya karena Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak secara terbuka mendukung Ukraina. Selain itu, ia berpendapat kesepakatan senjata antara Rusia dan musuh Israel, Iran, harus memotivasi Israel untuk bergabung dalam pertempuran.


"Kami dapat melihat diktator Kremlin [Presiden Rusia Vladimir Putin] mengambil foto keluarga dengan para pemimpin Iran dan kemudian persenjataan Iran ini digunakan untuk melawan kami dan melawan Anda," kata Yermak, dikutip dari Times of Israel.

"Saya tidak tahu apa lagi yang dibutuhkan," imbuhnya.

Dilaporkan, hubungan antara Ukraina dan Israel sebenarnya berjalan dengan baik sejak Rusia pertama kali menginvasi Ukraina pada 2022. Hal itu ditandai dengan Israel yang mengungkapkan solidaritas moral dan kemanusiaan untuk Ukraina. Namun, Tel Aviv menolak untuk memberikan senjata.

"Posisi kami 100% berprinsip. Kami tidak pernah melupakan fakta bahwa teman dan saudara Israel kami memiliki musuh yang sama seperti kami. Saya tidak tahu mengapa politisi Israel tidak setuju," kata Yermak.

Sementara itu, kantor berita Rusia, TASS, menyatakan laporan tentang kemungkinan Israel memasok tank Merkava dari surplus IDF ke Ukraina adalah tidak benar.

"Setelah perang di Eropa, beberapa negara menyatakan minatnya untuk memperoleh tank Merkava dari surplus IDF," lapor TASS mengutip sumber pejabat Israel.

"Diskusi belum menghasilkan kesepakatan dan menunggu persetujuan dari Kementerian Pertahanan serta negara-negara yang berkepentingan," lanjut laporan tersebut.

Pekan lalu, seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan bahwa Tel Aviv sedang dalam pembicaraan untuk menjual tank Merkava bekas ke dua negara, termasuk satu di Eropa yang akan menjadi ekspor pertama tank tersebut.

Kepala Direktorat Kerjasama Pertahanan Internasional Kementerian, Yair Kulas, menyebutkan bahwa unitnya meningkatkan lebih banyak penjualan peralatan surplus dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

"Ada potensi beberapa ratus juta shekel di sana. Dunia mengejar sistem, dan proses produksi membutuhkan waktu, dan tidak semua orang punya waktu untuk menunggu,"


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah