Demo Besar-besaran Guncang Inggris, Dokter Minta Naik Gaji

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo besar-besaran bakal kembali terjadi di Inggris.Para dokter rumah sakit di negara tersebut mengumumkan akan melakukan pemogokan hingga berhari-hari, Jumat (23/6/2022).

British Medical Association (BMA) menyebut para dokter junior, akan mogok bekerja selama lima hari. Mulai Kamis, 13 Juli 2023 pukul 7.00 waktu setempat hingga Selasa, 18 Juli pada waktu yang sama.

Juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan rencana pemogokan baru itu sangat mengecewakan negara. "Itu membahayakan keselamatan pasien dan upaya kami untuk memotong daftar tunggu," katanya kepada wartawan, seperti dikutip AFP.

Baca: Nasib Ukraina di Tangan Israel, Zelensky Mulai Frustrasi

Demo sendiri terjadi karena pemotongan gaji 26% secara riil dalam 15 tahun terakhir. Padahal inflasi saat ini tinggi.

Mereka ingin gaji dikembalikan ke tingkat 2008-2009. Tetapi pemerintah mengatakan ini berarti penghargaan gaji rata-rata sekitar 35% tahun ini dan terlalu mahal.

Robert Laurenson dan Vivek Trivedi, yang bersama-sama mengetuai komite dokter junior BMA, mengatakan pemerintah tampaknya berniat membiarkan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menurun ke titik kehancuran. Mereka menyoroti survei BMA yang mengatakan lebih dari setengah atau sekitar 53% dari hampir 2.000 dokter junior menjawab telah menerima tawaran untuk pindah ke luar negeri dalam empat bulan terakhir.

Baca: 'Kiamat' Energi Segera Hantam Eropa, Ukraina Beri Warning

"Alasannya karena pembayaran gajinya lebih baik," ujarnya.

"Pemogokan dapat dihindari jika pemerintah memberikan tawaran yang kredibel untuk pemulihan gaji," tambah mereka.

Serangkaian aksi pemogokan oleh dokter, perawat, dan staf medis lainnya di Inggris terjadi akibat gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja mereka. Di sisi lain, pejabat kesehatan mengatakan pemogokan telah mengganggu layanan kesehatan Inggris.

Baca: Bangkrut, Negara Ini Barter Teh Dengan Minyak

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Demo Besar Guncang Negara Eropa, Ada Krisis Apa?