Internasional

Ngeri, Dukun Rusia 'Turun Gunung' di Perang Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 June 2023 14:00
Peruvian shamans holding posters of Russian President Vladimir Putin, U.S. President Donald Trump and North Korean leader Kim Jong Un perform a ritual of predictions for the new year at Pescadores beach in Chorrillos, Lima, Peru December 27, 2018.  REUTERS/Mariana Bazo
Foto: Ilustrasi Dukun (REUTERS / Mariana Bazo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para dukun di Rusia "turun gunung" di perang dengan Ukraina. Mereka menggelar ritual meminta roh memenangkan Moskow dalam perang tersebut.

Sebagaimana dimuat Russia Today, ritual besar berlangsung di Republik Tuva di Selatan Siberia. Upacara digelar di daerah Mongun-Bulak, Rabu waktu setempat.

Menurut organisasi dukun lokal, Adyg Eeren, ritual dilakukan di hari titik balik matahari musim panas. Waktu tersebut dianggap tepat karena dianggap "menguntungkan untuk mendapatkan dukungan dari roh dan leluhur.

"Dukun meminta kesejahteraan seluruh umat manusia, untuk kemenangan tentara kita (Rusia) dalam operasi militer khusus dan untuk kesehatan mereka selama ritual tersebut," ujar Adyg Egen dikutip Jumat (23/6/2023).

Perdukunan sebenarnya bukan hal baru di Rusia. Ini sistem kepercayaan yang dianut beberapa masyarakat adat di Siberia dan wilayah Rusia lainnya, Buryat, Evenk, Yakuts, dan Tuvans.

Mereka memandang manusia sebagai bagian dari kosmos. Dukun dianggap sebagai mediator antara dunia orang hidup dan orang mati.

Akhir tahun lalu, para dukun di Peru juga mengeluarkan prediksi. Mereka meramal konflik di Ukraina akan berakhir pada musim panas 2023.

"Semua ini akan tenang. Damai, ketenangan akan datang. Itu yang kami lihat," kata dukun Cleofe Sedano, yang tinggal di Lima, kepada Reuters seraya menyebut perjanjian damai antara Moskow dan Kyiv akan ditandatangani Agustus ini.

Rusia menyatakan bahwa pihaknya sangat ingin menyelesaikan konflik di meja perundingan. Namun, Moskow mengatakan kurangnya proposal yang masuk akal dari Kyiv dan pendukung Baratnya sejauh ini membuatnya tidak punya pilihan selain terus berusaha mencapai tujuannya di medan perang.

Sementara Ukraina menilai perdamaian hanya bisa didapat jika Rusia mundur dari wilayahnya yang coba dianeksasi. Perang Rusia di Ukraina sendiri telah terjadi sjeik Februari 2022 dan memakan korban jiwa warga sipil lebih dari 8.000 orang, berdasar data PBB.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Rusia Mulai Kalah Perang Hingga BMKG Warning Gempa Megathrust

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular