
AS Kucilkan Nikel RI? Jangan Sedih, Amerika Bukan Pasar Utama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa isu pengucilan Amerika Serikat pada produk nikel Indonesia untuk paket kebijakan subsidi hijau melalui kredit pajak Inflation Reduction Act (IRA) nyatanya bukan menjadi masalah bagi Indonesia.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan mengatakan bahwa ternyata Amerika Serikat bukanlah pasar utama dari produk hasil hilirisasi nikel di Indonesia. Dia mengatakan, justru AS merupakan pasar ekspor produk nikel Indonesia terbesar ke-7.
"Sebetulnya untuk nikel itu AS hanya tujuan ekspor nomor 7. Jadi negara-negara lain lebih banyak," ungkap Bara kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Kamis (22/6/2023).
Oleh karena itu, dia menilai bahwa produk nikel RI masih akan terjual ke negara-negara lain selain AS.
"Kalau toh Indonesia berlaku nantinya kita tidak bisa masuk dalam pasar Amerika, masih ada negara-negara lain yang jadi pasar utama dari hasil produk nikel kita," tambahnya.
Sebelumnya, perihal pengucilan AS terhadap komoditas nikel Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali buka suara. Luhut menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pihak AS perihal permasalahan tersebut.
Luhut menyampaikan, bahwa ekspor nikel ke negara Eropa termasuk AS hanya 1%, sementara 99%-nya di ekspor ke China.
"Kalau Anda tidak setuju, saya bilang ke White House, its okay, kita buka 99% ke China, tapi Mereka bilang jangan tapi mereka punya Inflation Reduction Act," terang Luhut, Jumat (9/6/2023).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Smelter Lumbung Masa Depan Energi Dunia di RI
