Lebih Tinggi, PLN Ramal Konsumsi Listrik di 2023 Melejit 6%
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik pada tahun 2023 bisa mencapai 6%.
Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly mengatakan perusahaan sejatinya menargetkan konsumsi listrik pada tahun ini dapat tumbuh 5%. Namun demikian, pihaknya optimistis bahwa pertumbuhan konsumsi listrik lebih dari itu.
"Kami memperkirakan pertumbuhan tahun ini dibandingkan tahun lalu kita punya target sekitar 5% di tahun ini kita lebih dari 6%," ujar Sinthya dalam acara Energy Corner, dikutip Rabu (21/6/2023).
Ia pun berharap pertumbuhan konsumsi listrik tersebut dapat tercapai terutama yang berasal dari sektor bisnis dan industri. Pasalnya, kedua sektor ini menjadi penopang penjualan listrik perusahaan setrum.
"Di sektor bisnis tadi ya dan juga industri yang masih kita harapkan untuk menopang pertumbuhan tadi penjualan tenaga listrik PLN yang kedua sektor itu saja bisa mencapai sekitar 40% sama dengan segmen dari rumah tangga," ujarnya.
Sebelumnya, PLN membukukan pendapatan sebesar Rp 455 triliun (unaudited) sepanjang tahun 2022. Hal tersebut menyusul dengan melonjaknya penjualan listrik perusahaan setrum pada periode tersebut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan pada tahun 2022 pihaknya mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Ini dapat terlihat dari penjualan listrik di sepanjang tahun lalu yang berhasil tumbuh sebesar 6,3% atau sebesar 274 Tera Watt hour (TWh).
Angka tersebut lebih tinggi 16,1 TWh dibanding penjualan listrik pada 2021 yang tercatat sebesar 257 TWh atau setara Rp 22,2 triliun. Bahkan, angka ini juga lebih tinggi 10,7 TWh atau setara Rp 15,4 triliun dibanding target RKAP tahun 2022 yang targetnya mencapai 263 TWh.
"Revenue kita sekitar Rp 455 triliun," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/2/2023).
Oleh sebab itu, Darmawan mengapresiasi kinerja jajaran direksi dan seluruh jajaran PLN. Mengingat, telah melakukan suatu program inovatif marketing dengan berbagai macam strategi.
"Ada captive akuisisi kami juga mengetuk pintu industri-industri yang masih melakukan pembangkitnya sendiri dan kami melakukan kolaborasi apakah bisa listriknya menggunakan PLN dan jumlahnya cukup besar," katanya.
Kinerja keuangan tersebut juga tak lepas dari kebijakan perusahaan yang melakukan program diskon tambah daya, dengan memfasilitasi agar tambah daya ini bisa jauh lebih murah dan jauh lebih mudah.
(pgr/pgr)